Bupati Giri Prasta menghadiri pelaksanaan Upacara Pemahayu Jagat di Pantai Seseh, Cemagi, Mengwi, Senin (30/12).

 

Badung, (Metrobali.com)

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri pelaksanaan Upacara Pemahayu Jagat yang dilaksanakan di Pantai Seseh, Desa Adat Seseh, Desa Cemagi, Mengwi, Senin (30/12). Upacara ini dipimpin oleh Ida Ratu Sulinggih Griya Budha dengan melibatkan krama Desa Adat Seseh, tokoh adat, dan instansi pemerintah, serta dikoordinasikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung sebagai leading sektor.

Dalam sambutannya, Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas pelaksanaan upacara yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam secara niskala. Pihaknya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ida Ratu Sulinggih yang telah memimpin puja wali dalam rangkaian acara hari ini serta krama Desa Adat Seseh dan tokoh adat.

Bupati menjelaskan bahwa Upacara Mulang Pekelem, yang merupakan bagian dari rangkaian Pemahayu Jagat, memiliki makna mendalam untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam semesta. “Hari ini, kita melaksanakan upacara Mulang Pekelem, sebuah upacara yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam secara niskala di wilayah Badung. Upacara ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya harmoni antara manusia dan alam semesta,” tambahnya.

Selain Mulang Pekelem, Bupati Giri Prasta juga menyoroti pentingnya pelaksanaan upacara Nangluk Merana, yang bertujuan mencegah gangguan baik secara sekala maupun niskala. “Upacara ini sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan secara sekala maupun niskala. Mari bersama-sama terus menjalankan dan menyempurnakan tradisi ini demi keberlanjutan kehidupan di Badung yang harmonis dan seimbang,” ujarnya.

Bupati juga memberikan pesan khusus kepada masyarakat terkait pelaksanaan ritual adat, khususnya yang berkaitan dengan kematian. Ia mengingatkan agar masyarakat yang berada di luar desa hingga luar negeri segera berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan apabila menghadapi kasus seperti ulah pati, salah pati, atau lainnya.

“Dengan demikian, dapat segera dilaksanakan ritual atau prosesi dengan benar sesuai adat dan tradisi kita yang dikenal sebagai Karikubaya,” jelasnya.

Kegiatan ini juga diharapkan mampu menjaga kelestarian adat dan tradisi Bali sekaligus menjadi simbol sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan alam.

Bupati menutup sambutannya dengan harapan besar agar upacara ini membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Badung. “Semoga apa yang telah kita lakukan hari ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi kita semua. Mari kita terus bersinergi menjaga adat dan tradisi demi kesejahteraan masyarakat Badung,” pungkasnya.

Pelaksanaan Upacara Pemahayu Jagat ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Kabupaten Badung dalam mendukung pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan tak ternilai.

Sumber : Humas Badung