Bupati Giri Prasta saat melakukan anjangsana ke Kabupaten Bangli dalam rangka menghadiri Lokasaba VII MGPSSR, Senin (31/5).

Mangupura, (Metrobali.com)

Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang juga selaku Ketua Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali melakukan anjangsana ke Kabupaten Bangli dalam rangka menghadiri Lokasaba VII MGPSSR Kabupaten Bangli bertempat di Gedung PHDI Bangli, Senin (31/5). Dalam lokasaba yang dibuka oleh Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta tersebut Giri Prasta juga menyerahkan dana motivasi secara pribadi kepada pengurus MGPSSR Kabupaten Bangli.

Dalam sambutannya Giri Prasta menyampaikan, merupakan sebuah kewajiban bagi pihaknya selaku Ketua MGPSSR provinsi Bali untuk melakukan anjangsana menghadiri acara lokasaba di seluruh kabupaten/kota yang ada di Bali. “Sebuah kewajiban bagi kami untuk mengingatkan semeton Pasek agar selalu eling pada jati diri dalam melaksanakan Catur Swadarmaning Kepasekan dan sesana Kepasekan,” ingatnya.

Pada kesempatan itu Giri Prasta juga mengajak semeton Pasek untuk menunjukkan jati diri, dengan mengedepankan rasa bakti ring Ida Hyang Widhi Wasa, bakti ring kawitan, tindih ring bhisama dan guyub ring semeton. Kenapa seperti itu, karena menurut Giri Prasta semeton Pasek itu saling sumbah, saling parid dan mesidikara. “Saling sumbah karena satu Hyang Kawitan. Masidikara artinya duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Dan saling parid, satu gelas kopi bisa berbagi, itulah Pasek sujati,” ucapnya seraya menambahkan bahwa pihaknya ingin membenahi dan meluruskan pemahaman kepasekan yang ada di Bali.

Terkait dengan Lokasaba, disebutkan Giri Prasta kepada pengurus MGPSSR Bangli, diminta membuat big data dengan melakukan pendataan terhadap keberadaan dadia, sulinggih pasek dan semeton pasek di seluruh kecamatan yang ada di Bangli. “Kami siap mensuport dengan memberikan dana operasional tiap 3 bulan, saya mau tidak adalagi friksi dan faksi dalam urusan mahagotra, saya siap mengurusi saudara sendiri,” tegasnya.

Selanjutnya Giri Prasta juga mengedukasi semeton MGPSSR Bangli mengenai kepurusan dengan menceritakan sejarah leluhur kepasekan. Dicontohkan misalnya ada guru menikah dengan guru anaknya belum tentu jadi guru. Namun apabila ada semeton Pasek menikah dengan sesama semeton Pasek anaknya sudah pasti Pasek juga. “Itulah yang dimaksud dengan kepurusan, wasudewa kutumbakam (kita semua bersaudara) dimana manusia memiliki kedudukan yang sama dan tidak ada sekat,” terangnya seraya memastikan akan selalu membantu pasemetonan, serta mengingatkan kepada semeton Pasek untuk selalu bersatu.

Bupati Bangli Sang Nyoman sedana Arta dalam sambutannya mewakili Pemkab Bangli merasa bahagia bisa hadir dalam lokasaba VII MGPSSR Bangli. “Bahwa hubungan semeton Pasek dengan Pemkab Bangli sudah seiring dan seperjuangan, dari saya jadi wakil dan sekarang menjadi bupati sudah sangat berjalan baik. kita semua bersaudara asal mula kita satu dan pada akhirnya kita akan bersatu,” ujarnya seraya menyebutkan Pasek bukan hanya besar secara kuantitas namun juga besar secara kualitas.

Sementara itu Ketua Panitia lokasaba VII MGPSSR Kabupaten Bangli Made Muliawan bersama Ketua MGPSSR Bangli masa bakti 2016-2021 Ketut Kayana, melaporkan persiapan pelaksanaan Lokasaba ini sudah dilakukan sejak bulan lalu dan diikuti oleh 70 orang perserta perwakilan semua kecamatan di Bangli. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Bangli atas semua dukungan yang diberikan kepada semeton Pasek selama ini sehingga kehidupan masyarakat di Bangli damai rukun tanpa ada sekat,” ujarnya.

Lokasaba VII MGPSSR Bangli ini turut dihadiri oleh para sulinggih MGPSSR Bangli, Wakil Bupati Bangli, Ketua DPRD Bangli, jajaran Forkopimda Bangli, MDA Bangli dan jajaran pengurus MGPSSR se-Provinsi Bali. (RED-MB)