Bupati Giri Prasta saat melaksanakan kegiatan penanaman pohon serentak di areal kawasan Pura Dang Kahyangan Pucak Tedung Petang, Minggu (9/8).

Tanam 100 Pohon di Areal Kawasan Pura Pucak Tedung

Mangupura, (Metrobali.com)

Upaya menjaga dan melestarikan kawasan hulu sebagai daerah konservasi dan resapan air terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Badung yang bersinergi dengan berbagai pihak. Seperti yang terlihat pada Minggu (9/8), Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Dandim 1611 Badung Made Alit Yudana, Kadis DLHK Wayan Puja dan Kabag Humas Made Suardita, bersinergi dengan Desa Adat Sulangai, Petang melaksanakan kegiatan penanaman pohon serentak di areal kawasan Pura Dang Kahyangan Pucak Tedung.

Adapun jumlah pohon yang ditanam sebanyak 100 batang yang terdiri dari 2 jenis yakni pohon Cemara Udang sebanyak 65 batang dan Pohon Pule sebanyak 35 batang.

Bupati Giri Prasta mengatakan, kegiatan penanaman pohon di kawasan pura Pucak tedung merupakan implementasi dari Tri Hita Karana sebagai wujud nyata Pemkab Badung dalam melestarikan lingkungan dan kawasan suci. “Hari ini kita melakukan penanaman Pohon Pule dan Cemara Udang di kawasan areal pura Pucak Tedung. Mengapa Pohon Pule, karena Pohon Pule sebagai penghasil air merupakan pohon yang kita sakralkan dengan beragam manfaat, kulit pohonnya bisa dijadikan obat dan kayunya bisa dijadikan sebagai Tapakan Ida Batara. Demikian pula halnya dengan Cemara Udang, daun pohon ini selalu digunakan sebagai pelengkap upacara,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Giri Prasta kawasan Pura Pucak Tedung yang terbagi dalam tiga kawasan, yakni utama, madya dan sor mandala akan selalu dijaga kesuciannya. Dengan menerbitkan pelarangan pembangunan selain bangunan untuk pura. Pihaknya juga menegaskan akan mengintensifkan pembangunan Taman Gumi Banten dengan memanfaatkan laba Pura Pucak Tedung seluas 19 hektar. Yang akan ditanami dengan pohon-pohon sarana upacara dan tanaman obat-obatan. “Dengan optimalisasi pemanfaatan laba Pura Pucak Tedung sebagai Taman Gumi Banten dan Taman Usada kita harapkan akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kita akan tanaman yang dibutuhkan sebagai sarana banten maupun obat, sehingga kita tidak perlu bergantung lagi dengan daerah lain. Kedepan setiap kecamatan juga akan kita bangun artinya segala lini sudah kita pikirkan,” tegasnya.

Bupati juga menyampaikan kawasan Pura Dang Kahyangan Pucak Tedung dengan Taman Gumi Banten dan Taman Usadanya akan diproyeksikan menjadi tempat wisata religi dan wisata ekologi, sehingga mampu memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat Desa Adat Sulangai dan Petang. “Saya ingin menjadikan kawasan Pura Pucak Tedung sebagai tempat wisata religi dan wisata ekologi sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pengempon, dengan catatan harus tetap menjaga kesucian areal kawasan ini. Dan kami selaku pemerintah daerah menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak Dandim beserta jajaran, Penglingsir Puri Petang, Bendesa Agung Pura Pucak Tedung maupun masyarakat Sulangai Petang sebagai pengempon pura yang sudah ikut terlibat pada kegiatan penanaman pohon pada hari ini,” imbuhnya seraya menambahkan bahwa kedepan paradigma industri pariwisata akan berubah dimana wisatawan akan lebih memilih berwisata alam daripada wisata urban.

Sementara itu Bendesa agung Pura Pucak Tedung Ida Bagus Rai Manuaba menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Bupati Giri Prasta beserta jajaran Pemkab Badung, karena sudah banyak memberikan bantuan dalam pembangunan dan penataan kawasan areal Pura Pucak Tedung. “Kami mewakili masyarakat pengempon Pura Dang Kahyangan Pucak Tedung menyampaikan terimakasih kepada Bapak Bupati beserta jajaran Pemkab Badung yang sudah membantu pembangunan dan penataan kawasan areal Pura Pucak Tedung karena sangat bermanfaat bagi kami selaku pengempon pura serta ke depan kami akan selalu mendukung apa yang menjadi program Bapak Bupati,” katanya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Camat Petang Wayan Darma, Jajaran Kodim 1611 Badung, penglingsir Puri Petang, Pj. Perbekel Sulangai, Kelian Dinas se-Desa Sukangai dan tokoh masyarakat desa adat setempat.

Sumber : Humas Pemkab Badung