pengobatan sekala niskala 2(1)

Bupati Eka Wiryastuti sedang mengbati Penyakit Sekala dan Niskala/MB

Tabanan (Metrobali.com)-

Kini Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di tengah tengah kesibukan menjabat bupati Tabanan sempat meluangkan waktu untuk mengobati sejumlah orang yang terkena penyakit sekala dan niskala.

Bersama para penekun perguruan Siwa Murti, Eka Wiryastuti nampak begitu pasih mengobati ratusan warga Desa Dalang dan sekitarnya yang sebagian besar terkena serangan penyakit non medis atau niskala seperti ilmu teluh, leak  dan sejenisnya.

Berbusana adat berwarna serba hitam, bersama Ketua Umum atau Pini Sepuh Perguruan Siwa Murti Dr Jero Mangku Made Subagia, Bupati Eka sejak pagi hingga tengah hari menemani 300 lebih warga, yang menjalani pengobatan sekala dan niskala.

Pengobatan dipusatkan di Wantilan Monumen Markas Besar Oemoem (MBO) Sunda Ketjil Munduk Malang Desa Dalang Kecamatan Selemadeg Timur Sabtu 17 Juli 2016.

Sejak pagi, warga tua muda hingga mereka yang lanjut usia berdatangan ke lokasi pengobatan.

Tak hanya masyarakat biasa, para pejabat seperti Sekda Nyoman Wirna Ariwangsa para pimpinan SKPD hingga Camat juga turut menjalani pengobatan niskala itu.

Selama pengobatan niskala atau non medis, tak jarang, perempuan dan pria yang terdeteksi mendapat serangan ilmu ghaib berteriak, mengerang kesakitan.

Beberapa kali, Srikandi PDIP itu, harus turun tangan, mengerahkan kekuatan ilmu pengobatan alternatif yang dimilikinya, untuk mengobati warga.

Diiringi doa, dengan teknik rabaan, sapuan, totokan, dan gerakan tangan ke titik-titik bagian tubuh yang diyakini sebagai sumber bersarangnya penyakit tak wajar itu, Bupati Eka menjalankan semua tahapan proses pengobatan niskala itu dengan cukup baik.

Alhasil, mereka yang awalnya mengerang kesakitan, usai menjalani pengobatan tak lebih dari lima menit, langsung tersenyum lega dan merasa lebih nyaman.

“Sekarang lebih baik, tadinya kaki saya sakit kalau digerakkan,” aku Peltu Nyoman Aryanata anggota Polsek Selemadeg Timur yang ikut menjalani pengobatan.

Di sela pengobatan, Bupati Eka yang juga sebagai Dewan Penasehat Perguruan Siwa Murti mengungkapkan, dalam kehidupan manusia, wajar saja. ada sisi baik dan buruk, hitam dan putih.

Hitam putih itu diciptakan Tuhan agar manusia bisa menjadi cerdas. Artinya, diciptakannya hitam putih itu agar ada kesimbangan dalam hidup manusia.

Dirinya merasa tergerak, karena diberikan kelebihan ilmu oleh Tuhan atau Ida Sang Yang Widhi Wasa, untuk menolong sesama yang membutuhkan.

Apalagi, sebenarnya, apa yang dilakukannya itu sebenarnya merupakan warisan, budaya di Bali bahkan,  nusantara itu juga kaya dengan keunikan, kesakralannya.

“Ini bukan hal tabu ya, ini hal yang kita jumpai setiap hari seperti makan siang, makan malam hanya kita yakin apa tidak, itu sebenarnya warisan leluhur,” tukasnya.

Ditanya, soal penyakit yang banyak menyerang warga seperti di pedesaan , dia tak menampik jika kebanyakan karena serangan non medis atau ilmu ghaib seperti teluh dan sejenisnya.

Untuk itu, dia berusaha nenyeimbangkan kekuatan hitam dan putih itu, sehingga mereka bisa sehat secara sekala dan niskala, kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Dia mengingatkan, agar warga tidak hanya sibuk, mengejar urusan dunia atau penghidupan namun juga mesti seimbang dalam urusan spiritual keagamaan dengan melaksanakan kewajiban perintah Nya.

Dengan rendah hati, Bupati Eka memohon restu, agar kegiatan semacan ini bisa terus berlanjut yang diistilahkannya sebagai menabung karma yang baik,  “investasi hati” untuk Bali.

Apa yang dilakukannya itu, tidak hanya menaman kebaikan untuk masyarakat Bali namun  juga untuk umat manusia lainnya.

Dengan begitu, dalam menjalankan tugas di dunia, manusia senantiasa diberikan kemudahan, dijauhkan dari segala gangguan dan marabahaya.

Pihaknya berharap kegiatan pengobatan niskala dengan sekala berlanjut sehingga semua masyarakat bisa terlayani, dapat hidup sehat secara secara sekala maupun niskala.

Selain pengobatan niskala, pihak penyelenggara kegiatan yang dimotori Yayasan Eklawya Educare, Puskesmas I dan II Selemadeg Timur pengobatan skala dengan menyediakan pos pemeriksaan kesehatan secara gratis kepada masyarakat setempat berikut pemberian obat-obatan untuk sakit ringan dan sedang.

Camat Selemadeg Timur I Gusti Putu Ngurah Darma Utama menyebutkan, kegiatan itu sebagai upaya pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat maupun dengan pengobatan non medis atau alternatif.

Sementara Dr Jero Mangku Subagia mengatakan, pengobatan rutin digelar di Tabanan dan daerah lainnya di Bali yang memerlukan bantuan.

Kegiatan berlangsung lancar dan mendapat antusiasme warga di wilayah tersebut. RED-MB