Cianjur, (Metrobali.com)

Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan, ada empat rumah sakit yang menjadi rujukan utama evakuasi para korban gempa di Cianjur. Dua rumah sakit daerah dan dua lagi RS swasta.

Herman juga menegaskan, dirinya menerima laporan dari beberapa kepala desa mengenai adanya korban meninggal akibat gempa M5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022), pukul 13.21 WIB tadi. Namun, kata dia, belum dapat memastikan jumlah korban meninggal maupun luka-luka karena masih proses pendataan.

Dia juga mendapat laporan dari kepala desa di Kecamatan Cugenang bahwa banyak rumah warga yang hancur. Bangunan SMK 1 Cugenang hancur.

“Banyak jalan yang terputus sehingga mobil maupun sepeda motor tidak bisa melintas. Para kepala desa di Cianjur melaporkan bahwa mereka membutuhkan alat berat untuk membersihkan bangunan rusak dan longsor,”ucapnya.

Herman juga menjelaskan, ada pula tebing yang longsor di Desa Padaluyu, Kecamatan Cugenang membuat arus lalu lintas Cianjur-Cipanas terputus. Herman pun menerima informasi ada sekitar delapan mobil yang sedang melintas tertimbun longsor di sana. Saat ini sedang dilakukan evakuasi.

Beberapa rumah sakit sudah menampung sejumlah warga yang terkena longsordan terkena runtuhan rumah-rumah mereka.

“Semua aparat sekarang sedang mobile untuk memantau dampak gempa dan memberi pertolongan pertama kepada korban. Itu prioritas saat ini selain kembali membuka jalur jalan yang terputus agar petugas dan alat berat bisa mudah melakukan evakuasi,” jelasnya.

Dia memastikan, wilayah Cianjur Selatan relatif aman dari dampak gempa. Daerah terparah adalah di Cianjur kota dan Kecamatan Cugenang.

Herman mengaku menyaksikan langsung banyak warga histeris dan berkerumun di pinggir-pinggir jalan. Gedung DPRD Cianjur tak luput dari kerusakan.

Tadinya saya ada agenda rapat paripurna siang ini. Jadi ditunda,” kata Herman.

Dia menyatakan, saat ini situasi belum aman karena masih terjadi gempa-gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.(RED-MB)