Tempuh Mediasi, Pihak Desa Manistutu dan Warga Pengunggah Sepakati Titik Temu, Buntut Bantuan Bibit Babi Viral di FB

Jembrana (Metrobali.com)-

Pasca informasi adanya bantuan kucit (anak babi) bersumber dari dana desa Manistutu yang mati dipelihara warga, disikapi serius jajaran aparat desa setempat.
Informasi beredar bermula dari postingan warga dengan akun Benny Permana yang mengunggahnya ke media sosial facebook (fb) lengkap dengan poto bibit babi mati.

Menyikapi hal itu, pihak desa langsung mengadakan mediasi, menghadirkan pemilik akun FB Beny Purnama bertempat di Balai desa Manistutu, Jumat ( 13/12) . Pertemuan turut dihadiri Perbekel Manistutu I Komang Budiana, perangkat BPD, Bhabinkamtibnas, Babinsa serta pendamping desa, sekaligus mencari solusi permasalahan yang sempat mencuat sebelumnya .

Hasil pertemuan itu menyepakati dua poin utama. Pertama, pihak desa Manistutu sepakat untuk mengganti bibit ternak yang mati sebanyak empat ekor, yang akan diganti pihak rekanan desa. Kesepakatan kedua, pihak warga (Benny Purnama ) menerima hasil keputusan desa sekaligus menarik unggahan dimedos karena sempat ada miskomunikasi sebelumnya.

Perbekel desa Manistutu I Komang Budiana membenarkan pertemuan itu untuk menyelesaikan segala permasalahan serta kesalahpahaman yang sempat terjadi. Ia mengakui unggahan itu sempat viral. Bahkan pihak desa disorot khususnya dimedia sosial. “Kedua belah pihak sudah sepakat dan bisa diselesaikan secara damai , “sebutnya.

Lebih lanjut Ia berharap kedepan segala permasalah yang ada didesa bisa disalurkan melalui mekanisme dan prosedur. Bisa dikomunikasikan lewat BPD, Babinsa , Bhabinkamtibnas maupun aparat desa sendiri. Ia menyadari dalam tataran eksekusi , berbagai program kemasyarakat pasti ada yang kurang sempurna. “Kami tentu tidak anti kritik, bahkan perlu masukan dan saran warga untuk pembangunan desa yang lebih baik. Hanya saja cara penyampaiannya agar mengutamakan langkah musyawarah, duduk bersama mencari solusi . Apa yang perlu dievaluasi kita bicarakan bersama, “ cetusnya .

Terkait program bantuan bibit babi ke kelompok masyarakat ,sebagai perbekel yang baru Ia akan melanjutkannya . Program desa itu dinilainya sangat mebantu upaya pemberdayaan warga Manistutu. “Kita akan sempurnakan program itu mulai dari perencanaan, verifikasi, kelompok penerima agar lebih maksimal, “ ujarnya .

Sementara Beny Ujang Permana selaku pengunggah, usai pertemuan mengaku bersyukur informasinya direspon cepat pihak desa . Terlebih bantuan ternak yang dipeliharanya juga akan diganti. “Sudah terselesaikan dengan baik. Saya berterimakasih karena melalui musyawarah ini apa yang menjadi keluhan saya sebelumnya direspon dengan sangat baik oleh pihak desa, “ ujarnya.

Bahkan hasil pertemuan dan musyawarah dengan pihak desa juga sudah diunggahnya keakun medsos pribadinya. Ia berharap program bantuan desa yang sejatinya sangat baik untuk membantu menambah penghasilan kepada warga , dapat berjalan lancar serta terus berkesinambungan. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak warga lagi .

Sebelumnya pihak Pihak Desa Manistutu telah menyalurkan bantuan bibit babi kepada delapan kelompok warga, masing-masing kelompok mendapatkan 20 ekor bibit . Bantuan itu bersumber dari APBDes Desa Manistutu tahun anggaran 2019 sebesar Rp.112 juta. Ditemukan , dari total 140 ekor bibit babi yang diserahkan kepada kelompok warga ada 4 ekor yang mati .

Guna mencegah bibit ternak babi program bantuan desa itu mati kembali, Pemkab Jembrana melalui Dinas Pertanian Pangan , Bidang Kesehatan hewan terus mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan . Sejak bibit babi didistribusikan ke kelompok masyarakat , jajaran kesehatan hewan Jembrana bersama Puskeswan Melaya sudah melaksanakan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan,desinfeksi kandang dan penyuluhan tentang pemeliharaan ternak babi. Termasuk memberikan edukasi kepada warga penerima bantuan terkait keberadaan kandang,pakan,penyakit yang berpotensi menyerang ternak. “ Total jumlah yang sudah kami layani,sebanyak 70 ekor , dari total 140 ekor bantuan yang diserahkan pihak desa Manistutu. Pelayanan kami lakukan dari rumah ke rumah selama 3 hari. Sisanya kami menunggu kesiapan pihak desa untuk mengantar kami ke lokasi ternak babi lainnya yang sudah didistribusikan, “ ujar I Wayan Widarsa , Kabid Keswan Jembrana. (Komang Tole)