IMG_5227Nusa Dua (Metrobali.com)-
Presiden RI Joko Widodo meminta para notaris bisa memperbaiki sistem perizinan dalam hal pengurusan apapun.
Kepada para notaris, Jokowi bercerita saat dirinya masih menjadi pengusaha. “Saya pernah jadi pengusaha, pernah menjadi Walikota di Solo, pernah jadi gubernur. Selama menjadi pengusaha, saya selalu berurusan dengan notaris. Tidak sekali, dua kali, tetapi berkali-kali. Saya berurusan dengan notaris, saya tidak tahu apakah notaris saya ada disini juga atau tidak ya,” katanya.
Jokowi juga mengatakan begitu susahnya dan begitu panjangnya perizinan melalui notaris. “Sekarang ini bukan negara besar mengalah negara kecil, tetapi negara yang cepat mengalahkan negara yang lambat,” ujarnya.
Di Indonesia, kata Presiden proses perizinan begitu panjang, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Diapun menceritakan pengalamannya saat berinvestasi di Uni Emirat Arab.
“Saya datang ke kantor perekonomian. Setelah serahkan berkas, Saya disuruh ke gedung sebelah, tanda tangan di notaris, karena online dan sudah siap berkasnya.  Semua izin sudah keluar tidak ada hitungan jam. Itu 16 tahun lalu. Saya bisa mendirikan kantor, pabrik,  saya bisa mendirikan show room, semuanya dalam satu jam. Dan, kita baru mulai tetapi negara lain sudah melaksanakannya,” ujarnya. Ditegaskannya, bahwa pihaknya ingin memperbaiki sistem dengan cepat.
“Saya minta agar notaris Indonesia untuk melihat, menilai, mana regulasi yang perlu dihilangkan karena menghambat, sehingga kecepatan pembangunan dicapai,” harapnya.
Diakuinya bahwa negara yang dipimpinnya penuh dengan aturan. “Sediki-sedikit aturan, semua jadi tidak teratur. Sebetulnya izin hanya satu, yang banyak itu syarat, tetapi syarat itu menjadi izin, izin itu beranak pinak,” ungkapnya
Tidak puas dengan ketegasan, Jokowi meminta tiga orang untuk naik ke panggung. Pada kesempatan itu tiga notaris yang ditunjuk melakukan simulasi perizinan secara online dan hasilnya hanya butuh waktu 2 menit. “Itu tadi bisa cepat, tetapi dalam prakteknya mencapai dua minggu,” ungkapnya.
Selain itu Jokowi juga menekankan betapa pentingnya penggunaan uang non tunai. Presiden mengatakan bahwa Indonesia baru beberapa tahun mengenal internet dan sudah saatnya mengikuti perkembangan yang begitu cepatnya berubah.
“Kita tidak bisa mengejar perubahan perubahan itu. Perubahan begitu cepat, dunia berubah begitu cepat. Sekarang bagaimana orang berbicara untuk bagaimana tinggal di luar angkasa. Di negara lain, orang sudah membayar melalui HP. Hal yang berhubungan dengan pembayaran semuanya online. Sedangkan kita baru 10 persen yang membayar dengan non tunai, tetapi itupun sudah ditinggal. Ini sistem, kalau perubahan-perubahan ini tidak kita sadari, maka kita akan ditinggal oleh negara lain,” ujarnya di Seminar Internasional Ikatan Notaris Indonesia di Nusa Dua Bali, Jumat (8/9). SIA-MB