Karangasem (Metrobali.com)-
Selalu ada kisah pilu atas sebuah tragedi. Salah satunya menimpa Briptu Wayan Putu Ariawan, anggota Brimob Poso yang tewas dalam baku tembak saat berpatroli di Desa Kalora, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah.
Paman korban, I Wayan Sujana menuturkan, keponakannya itu merupakan sosok yang mudah bergaul. Keramahannya ini, sambung Sujana, dikenal oleh masyarakat desa asalnya, di Desa Sibetan, Karangasem, Bali.
Saking mudahnya bergaul, Sujana menuturkan jika Ariawan berteman dengan semua kalangan dari segala usia. “Pergaulannya dari anak kecil sampai kakek-kakek ada,” ucap Sujana, Jumat (21/12/2012). Sujana juga mengenal Ariawan sebagai pria yang bertanggungjawab. Pria beranak satu itu selalu memerdulikan keluarganya.
Sebelum peristiwa nahas yang menjemput ajalnya, Sujana menceritakan jika Ariawan pernah menyatakan keinginannya untuk mengambil cuti dan pulang ke kampung halamannya.”Dia sudah menyampaikan kepada keluarga akan pulang cuti usai tugas Bawah Kendali Operasi (BKO) di Poso,” kenang Sujana.
Apa lacur, belum sempat cuti itu kesampaian Briptu Ariawan meregang nyawa. Meski pada akhirnya keinginan pulang ke Bali kesampaian, namun Briptu Ariawan sudah tak bernyawa. Briptu Ariawan  bersama anggota Brimob Polda Sulteng lainnya, ditembaki saat berpatroli di Desa Kalora, Poso Pesisir Utara. Tiga polisi tewas, tiga luka, dan tiga lainnya selamat.
Briptu Ariawan terlibat baku tembak dengan gerombolan teroris di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir. Dalam kontak tembak ini, ia bersama dua rekan lainnya, Briptu Winarto dan Briptu Ruslan meregang nyawa.
Briptu Ariawan (Brimob Poso) terkena tembak di dada sebelah kanan, Briptu Winarto (Brimob Poso) terkena tembakan di bagian dada, dan Briptu Ruslan (Brimob Palu Mamboro) yang terkena tembak di bagian kepala. BOB-MB