Brigjen Pol Rikwanto Menjadi Narasumber Focus Group Discussion Di Angkatan Darat
Brigjen Pol Rikwanto Menjadi Narasumber Focus Group Discussion Di Angkatan Darat
Jakarta (Metrobali.com)-
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen TNI Rikwanto menjadi nara sumber dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diseleggarakan di Aula Jenderal Besar A.H Nasution Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Dalam diskusi yang diselenggerakan oleh Dinas Penerangan Angkatan Darat ini mengangkat tema “ Sumber Daya Manusia yang Tangguh, Kunci Sukses Penerangan Angkatan Darat Dalam Menghadapi Perang Informasi”  membahas berbagai persoalan yang menjadi pemberitaan di media massa berkaitan dengan intitusi TNI dan Polri.
Forum Diskusi ini dibuka oleh Kapala Dinas Penerangan Angakatan Darat Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh dengan tujuan untuk menyamakan persepsi bagi satuan-satuan penerangan Angkatan Darat dalam menyikapi berbagai pemberitaan di media massa dan peran aktif satuan penerangan untuk memberikan publikasi informasi yang benar kepada masyarakat.
Hadir pada Focus Group Discussion ini para kepala penerangan Kotama di jajaran Angkatan Darat serta insan penerangan dari Puspen TNI, Dinas Penerangan Angakatan Laut dan Dinas Penerangan Angkatan Udara.
Dalam pemaparannya, Brigjen Polisi Rikwanto menyampaikan materi dengan tema “Strategi Kehumasan Polri Dalam Mengatasi Hegemoni Media Sosial” . Dikatakan Brigjen Polisi Rikwanto, dihadapkan dengan perkembangan teknologi informasi, media sosial menjadi suatu hegemoni yang tidak dapat dihindari. Pada era digital saat ini, masyarakat diharapkan lebih cerdas dalam menerima informasi yang disebarkan melalui media sosial.
“Citra lembaga bukan dibentuk oleh siapa-siapa, tetapi oleh personel lembaga itu saendiri mulai dari pangkat terendah hingga panggat tertinggi”, ujar Brigjen Pol. Rikwanto.
Dalam menyikapi hegemoni media sosial tersebut, Kepolisan RI dalam hal ini Divisi Humas Mabes Polri menerapkan strategi  partnership dengan media massa, membangun sarana dan prasarana berbasis teknologi informasi, peningkatan kapasitas SDM kehumasan, membuka ruang komunikasi pada seluruh elemen masyarakat, menjadikan setiap anggota polri menjadi agen kehumasan  dan pemolisian media sosial (social media policing).
Sementara itu dalam Diskusi ini juga menghadirkan nara sumber Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang yang mengambil tema “Membangun Persepsi Strategis Menghadapai Perang Informasi “ . Rustika Herlambang yang juga merupakan  pengamat pengkajian dan analisa pemberitaan di media massa dan media sosial  mengutip pemikiran Mayjen TNI Tatang Sulaiman tentang perang Informasi yang memiliki tiga komponen.  Ketiga Komponen tersebut meliputi medan perang, mesin perang dan prajurit.  Medan perang dalam konteks perang informasi adalah hal terberat dalam perang Informasi sebab menyangkut masalah opini publik yang dibentuk dari Persepsi. Komponen kedua yaitu mesin perang yang meliputi media mainstream dan media sosial. Sedangkan komponen ketika adalah prajurit itu sendiri yaitu yang mengawaki media itu sendiri.
Dikatakannya, bagaimana untuk memenangkan perang informasi adalah dengan memenangkan opini publik. Lebih lanjut dikatakan Rustika Herlambang, 94 persen penilaian masyarakat terhadap TNI merupakan kemanangan TNI dalam memenangkan opini publik. Dikatakannya, penilaian positif masyarakat terhadap TNI  bukanlah diperoleh begitu saja, tetapi kerja keras yang dilakukan oleh TNI sangat dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat terutama menyangkut kinerja dan integritas TNI dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman yang sangat dimungkinkan untuk muncul.
Kegiatan FGD yang diselenggarakan  setiap bulannya oleh Dinas Penerangan Angakatan Darat dan mengundang pembicara-pembicara dari berbagai praktisi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk aktif mencari solusi pemecahan permasalahan bangsa melalui diskusi-diskusi terbuka dan untuk meningkatkan kemampuan insan penerangan TNI dalam menganalisa berbagai topik-topik hangat yang menjadi trending di media massa maupun media sosial. RED-MB