Foto: Digital strategy consultant Sephy Lavianto, S.E., Ak.,M.M.,(paling kanan) saat menjadi pembicara dalam sesi Talk Show “Branding for Startup” serangkaian Primakara Start Up Expo 2019 di Plaza Renon, Denpasar, Sabtu (21/7/2019).

Denpasar (Metrobali.com)

Para startup digital perlu menjalankan branding baik secara online maupun offline. Tidak hanya untuk branding produk atau layanan yang ditawarkan namun juga personal branding para pendiri (founder) atau tim pengelolanya.

Lalu manakah saluran yang  paling efektif untuk membentuk branding bagi startup digital, channel offline atau online?

Menurut digital strategy consultant Sephy Lavianto, S.E., Ak.,M.M.,dua pendekatan ini baik online maupun offline harus diintegrasikan atau dalam istilah marketingnya omnichannel.

“Tidak boleh satu-satu. Online dan offline harus diintegrasikan,” katanya dalam sesi Talk Show “Branding for Startup” serangkaian acara Primakara Start Up Expo 2019 yang dibuka di Plaza Renon, Denpasar, Sabtu (20/7/2019).

Pameran startup ini berlangsung hingga Minggu (21/7/2019) diikuti 22 tenant startup karya technopreneur muda dari mahasiswa Technopreneurship Campus STMIK Primakara dan juga tenant Inkubator Bisnis (Inbis) Primakara.

Sephy Lavianto yang juga Google Gapura Digital Fasilitator ini mengingatkan jangan hanya brandingnya kuat di online tapi lemah di offline. Atau sebaliknya banyak melakukan aktivasi branding secara offline tapi tidak pernah memposting konten-konten secara online.

“Namun penting diingat kalau sudah masuk ke dunia online pikirkan narasinya, pikirkan storynya mau buat konten seperti apa,” imbuh Sephy Lavianto, akademisi dan praktisi lulusan Universitas Pancasila dan Prasetiya Mulya Bussines School.

Konsisten dan Keselarasan Online-Offline

Yang penting juga dilakukan, imbuh Sephy Lavianto yang juga digital influencer dan media social analyst ini, adalah menjaga konsistensi, menjaga ritme branding online maupun aktivasi branding secara offline dengan berbagai kegiatan misalnya event.

“Kalau di online, di sosial media, jangan posting sebulan sekali lalu hilang. Tapi usahakan rutin minimal seminggu dua kali. Di offline juga harus rutin ada kegiatan,” pesan Sephy Lavianto juga juga internet marketing specialist dan salah satu dosen di STMIK Primakara (technopreneurship campus terbaik di Bali).

Namun kesesuaian branding secara online dan di offline juga harus dijaga. Artinya citra diri atau citra produk yang ditampilkan secara online jangan sampai berbeda dengan apa yang menjadi kenyataannya di offline.

“Misalnya di akun media sosial, founder startup sepertinya ramah, penuh empati. Tapi saat ketemu langsung ternyata orangnya jutek, sombong. Ini kan tidak pas. Produk juga begitu, di medsos tampilannya bagus tapi saat beli ternyata jelek. Ini bahaya,” beber Sephy Lavianto.

Lakukan Validasi Branding

Lalu bagaimana cara mengetahui citra diri seorang pendiri startup atau citra produknya sudah terbentuk dengan positif?

Menurut Sephy Lavianto salah satu hal bisa dilakukan dengan melakukan validasi baik validasi terhadap personal brand maupun validasi terhadap branding produk itu sendiri.

Caranya  bisa dengan bertanya ke lingkungan sekitar. Misalnya rekan kerja atau tim startup, mitra bisnis, konsumen atau orang-orang terdekat

Yang ditanyakan yakni seperti apa seorang pendiri startup dipandang atau citra apa yang dipandang oleh orang lain terhadap  produk startupnya.

“Jadi tanya ke lingkungan sekitar diri kita selaku pendiri startup diakui sebagai apa. Atau produk startup kita dinilai seperti apa misalnya oleh konsumen,” imbuhnya.

Mulai dari Konten Media Sosial

Personal branding para pendiri startup ini bisa dimulai dari konten-konten atau postingan di akun media sosial baik di Facebook, Instagram, Twitter maupun yang lainnya.

“Lakukan pencitraan diri yang positif di media sosial. Jangan ada isi postingan atau konten yang aneh-aneh. Share story tentang brand Anda atau kegiatan positif yang Anda lakukan,” pesan Sephiy Lavianto kepada para pendiri dan tim startup.

Nilai-nilai ataupun karakter yang ingin dibentuk dalam sebuah personal brand maupun branding produk juga bisa dibangun lewat narasi atau cerita-cerita tertentu yang mampu merepresentasikan citra yang ingin disampaikan ke publik.

“Jadi baik personal branding maupun branding produk sejak awal harus punya konsep citranya mau dibentuk seperti apa, konotasinya mau seperti apa. Tidak boleh asal-asalan juga,” pesan Sephy Lavianto.

Pastikan Isi Konten Positif

Untuk para pendiri atau tim startup ini Sephy Lavianto yang juga Google Gapura Digital Fasilitator ini berpesan agar dipastikan mereka punya konten media sosial yang positif. Artinya dari sisi kegiatan, karya atau apa yang dihasilkan.

“Jangan sampai isi media sosial pribadinya adalah hate speech (ujaran kebencian), itu yang bahaya,” kata Sephy Lavianto mengingatkan.

Jika memang sebelumnya media sosial para pendiri atau tim startup ini isinya banyak postingan negatif, maka harus segera dibersihkan. Dalam artian konten tersebut segara dihapus. Lalu selanjutnya pilah-pilah konten yang ingin diposting.

“Jangan sayang hapus konten negatif. Kalau dibiarkan itu bisa jadi bumerang,” tutup Sephy Lavianto.

Pameran 22 Inovasi Keren Startup


Pameran startup (usaha rintisan) Primakara Start Up Expo 2019 yang mengusung tema “Techno Creative” berlangsung di Plaza Renon, Denpasar, Sabtu dan Minggu, 20-21 Juli 2019.

Sejak dibuka Sabtu (20/7/2019) pameran startup yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Primakara  diapresiasi dan disambut antusias pengunjung.

Mereka sangat terkesan  melihat dan mencoba langsung inovasi produk digital karya 22 tenant startup karya technopreneur muda dari mahasiswa Technopreneurship Campus STMIK Primakara dan juga tenant Inkubator Bisnis (Inbis) Primakara ini.

Primakara Start Up Expo 2019  ini tentunya juga menjadi ajang promosi produk dan layanan para startup yang memberikan solusi berbasis digital ini untuk menjawab berbagai kebutuhan dan permasalahan.

Seperti di sektor pendidikan, traveling, transportasi, keuangan, pertanian, peternakan, makanan sehat dan segar, kecantikan dan perawatan diri dan lainnya.

Diharapkan juga para peserta ini memperoleh akses untuk membangun networking di dunia bisnis. Sekaligus membuka peluang kepada peserta untuk bertemu langsung dengan investor.

Dari ajang Primakara Startup Expo diharapkan pula lahir startup yang tangguh dan mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan serta berkontribusi maksimal memecahkan permasalahan di masyarakat. (wid)