Mangupura (Metrobali.com)-

 

Peran FSI salah satunya yaitu mendukung rantai pasok industri melalui akses pembiayaan, distribusi dan pemasaran produk subsektor kuliner. Penguatan ekosistem kuliner sangat dibutuhkan agar proses pemulihan industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjalan secara komprehensif.

Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi Bidang Industri dan Investasi  Kemenparekraf/Baparekraf RI, Hengky Hotma Parlindungan Manurung disela-sela pembukaan ‘Foodstart Up Indonesia (FSI) 2022’ di Auditorium The Westin Resort Nusadua-Bali, Senin, (20/6/2022).

Menurutnya, FSI terbukti berhasil meningkatkan kolaborasi semua pemangku kepentingan industri kuliner tanah air yang sempat terdampak Pandemi Covid-19.

Tujuan dari acara ini juga diantaranya menampilkan berbagai peluang investasi kuliner pada Demoday FoodStartup Indonesia 2022. Kondisi Indonesia yang mulai membaiknya dalam penanganan Covid-19 mendorong pemerintah melakukan percepatan pemulihan ekonomi dan finansial.

Kegiatan Demoday kali ini berhasil memilih 69 brand atau sekitar 138 peserta yang terdiri dari 37 brand food manufacture, 15 brand food service, dan 17 brand gabungan dari keduanya. Semua peserta Demoday 2022 berasal dari 9 provinsi dimana perwakilan terbanyak dari Jakarta (16 peserta), Jawa Barat (13 peserta) dan Jawa Timur (2 peserta).

Industri kreatif merupakan salah satu program prioritas Kemenparekraf/Baparekraf saat ini. Melalui subsektor kuliner, Kemenparekraf/Baparekraf bersama Ultima Rasa Akselerasi (Ultra) konsisten menyelenggarakan perhelatan FoodStartUp Indonesia (FSI) yang digagas sejak tahun 2016 silam.

“Bahkan, FSI terbukti berhasil meningkatkan kolaborasi semua pemangku kepentingan industri kuliner tanah air yang sempat terdampak Pandemi Covid-19. Peran FSI salah satunya mendukung rantai pasok industri melalui akses pembiayaan, distribusi dan pemasaran produk subsektor kuliner. Penguatan ekosistem kuliner sangat dibutuhkan agar proses pemulihan industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjalan secara komprehensif,” terang Hengky.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim menyampaikan bahwa melalui Demoday, para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner didorong untuk berpikir Out of the Box untuk tetap bangkit dan berinovasi dalam menciptakan produk yang dapat diterima oleh masyarakat dan investor.

“Setelah ditelaah lebih mendalam, kendala pembiayaan merupakan hal yang krusial terjadi yang membuat banyaknya startup yang tidak sustainable, untuk itu kami juga menghadirkan beberapa perusahaan pembiayaan pada FSI 2022 ini,” tuturnya.

Bonnie Susilo selaku Co-Founder FSI, juga menyampaikan bahwa konsistensi FSI telah memberikan dampak besar dalam mendukung perkembangan subsektor kuliner tanah air. Kegiatan ini seakan telah menjadi brand dan prestise bagi pelaku bisnis kuliner skala UKM di Indonesia.

“Perlu disampaikan, FSI telah membawa dampak yang signifikan dalam mempercepat kemandirian UKM pangan dan agroindustri Indonesia. Kemandirian ini dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia yang terampil, solid serta bisnis yang berkelanjutan, “pungkasnya.

Sampai dengan 6 tahun penyelenggaraan, FSI telah memberikan kontribusi bagi subsektor kuliner. Tercatat sekitar 25 ribu pelaku ekonomi kreatif kuliner terlibat, 3.200-an pitchdeck usaha dibangun dan 65 miliar rupiah dana investasi bergulir.

Pada tahun ini pencapaian FSI lebih strategis karena berhasil menggandeng Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Global Conference 2022. AVPN sendiri merupakan forum tahunan investasi sosial terbesar di Asia. Kerja sama ini tentu saja membuka peluang lebih banyak investor dunia membangun kemitraan dengan pelaku industri kuliner nasional. Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan peserta FSI 2022.

Pewarta : Hidayat