BPTU HPT Denpasar Kembangkan Rumput Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi, Juga Dorong Produksi Konsentrat Hijau dari Indigofera
Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn., (kanan) bersama Kepala BPTU HPT Denpasar Ir. Junaeda, M.Si.,(tengah) dan Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) BPTU HPT Denpasar Maskur, S.Pt.
Jembrana (Metrobali.com)-
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar gencar memperkenalkan hijauan pakan ternak berkualitas dan bernutrisi tinggi seperti indigofera kepada petani dan peternak di Bali. Selain itu lembaga di bawah Kementerian Pertanian RI ini juga terus mengembangkan rumput berprotein tinggi (di atas 15 persen) seperti rumput biogress, pakchong, zansibar (sejenis rumput gajah) dan lainnya.
“Kalau indigofera sudah kami kembangkan dan kenalkan ke petani peternak di Bali sejak beberapa tahun lalu. Kalau rumput rumput berprotein tinggi di atas 15 persen seperti rumput biogress, pakchong, zansibar baru kami kembangkan dan setelah bibitnya siap kami kenalkan dan sebarkan bagikan ke petani peternak di Bali,” kata BPTU HPT Denpasar Ir. Junaeda, M.Si.,di sela-sela menerima kunjungan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn., (Amatra) di BPTU HPT Denpasar di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana belum lama ini.
Dikatakan pengembangan rumput bernutrisi tinggi seperti biogress, pakchong, zansibar ini untuk menambah ketersediaan dan pilihan pakan ternak berkualitas dan bernutri tinggi bagi petani peternak. Harapannya tentu ternak menjadi lebih sehat dan bobotnya lebih cepat bertambah dengan adanya asupan hijauan ternak berkualitas dan bernutri tinggi dalam jumlah memadai dan berkelanjutan.
“Kami akan terus kenalkan hijauan pakan ternak berkualitas ke petani peternak termasuk juga bagaimana inovasi pengolahannya,” imbuh Junaeda didampingi Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) BPTU HPT Denpasar Maskur, S.Pt.
Dikatakan baik indigofera maupun berbagai jeni rumput pakan ternak, selain bisa diberikan dalam bentuk hijauan segar juga bisa diolah dan diawetkan. Misalnya rumput bisa dijadikan silase sehingga lebih efisen (mengurangi kegiatan ngarit/mencari rumput segar) dan tahan lama.
Begitupula pula indigofera selain bisa dijadikan silase juga bisa diolah menjadi tepung indigofera hingga pelet indigofera sehingga mampu menjadi green concentrate (konsentrat hijau) bernutrisi tinggi bagi ternak. Tepung dan pelet indigofera tidak hanya bisa diberikan kepada ternak ruminansia (seperti sapi, kambing, domba) tetapi juga kepada ternak lain seperti unggas (ayam, bebek), burung, babi, kelinci, ikan dan lainnya.
“Beberapa peternak kambing di Buleleng sudah berhasil membuat tepung indigofera dan akan kami kenalkan serta dorong juga peternak lain melakukan hal yang sama. Jadi tidak perlu lagi tepung ikan, sudah jadi green concentrate (konsentrat hijau) dari tepung indigofera. Sebab tepung indigofera ini kaya protein, mineral dan vitamin,” ungkap Junaeda.
Junaeda menegaskan pihaknya akan terus memperkenalkan indigofera kepada petani peternak di seluruh Bali dan disambut antusias. “Mereka antusias dan banyak yang meminta bibit indigofera kepada kami. Sebab mereka sudah merasakan banyak manfaat indigofera selain sebagai pakan ternak bernutrisi tinggi tapi juga bisa dijadikan konservasi lahan supaya lahannya lebih kuat lagi,” terang Junaeda.
Sementara itu Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn., (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi mengapresiasi kinerja Kepala BPTU HPT Denpasar dan jajaran yang terus mempromosikan dan memperkenalkan indigofera kepada petani peternak sekaligus menyediakan bibit indigofera hingga beragam jenis rumput pakan ternak bernutrisi tinggi dan menyalurkan bantuan bibit ini kepada petani peternak dari berbagai daerah di Bali.
“Kami apresiasi inovasi dari BPTU HPT Denpasar dan dorongan kepada masyarakat dalam hal penyediaan pakan ternak yang bermutu tinggi. Di sini (BPTU HPT Denpasar) selain ada indigofera, dikembangkan juga rumput-rumput yang mempunyai protein cukup tinggi,” ujar Anggota Komisi II DPR RI yang juga sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kelautan, perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan ini.
“Inilah yang harus kita lakukan di dunia pertanian khususnya peternakan. Sebab ketika areal pertanian kita semakin sempit maka kita harus lebih banyak mampu menyediakan hijauan pakan ternak berkualitas khususnya yang berprotein tinggi. Sebab pakan dengan protein tinggi adalah salah kunci dasar dalam kesuksesan peternakan itu,” sambung politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.
Secara khusus pula Gus Adhi juga memperkenalkan indigofera di kepada masyarakat di kawasan Pecatu, Kabupaten Badung yang dikenal sebagai kawasan pariwisata elit di Bali dan memfasilitasi bantuan 2.000 bibit indigofera untuk ditanam menghijaukan kawasan Pecatu selain juga fungsi utamanya sebagai pakan ternak.
“Di masa pandemi Covid-19 perekonomian lagi down, kita restart komputer kita dengan melaksanakan penghijauan, menghijaukan Pecatu dengan indigofera sehingga masyarakat yang ada di Pecatu yang memelihara ternak mendapatkan pakan ternak bernutrisi tinggi. Indigofera sebagai pakan ternak berkualitas bernutrisi tinggi wajib ditanam oleh petani peternak,” pungkas pria yang juga Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini.
Untuk diketahui, indigofera ini termasuk ke dalam family leguminosa pohon atau keluarga polong-polongan. Kandungan nutrisi indofera rata-rata lebih tinggi dari jenis legum lainnya seperti gamal, kaliandra, turi, dll.
Dengan kandungan protein yang tinggi (28 persen-31 persen) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi).
Bagi peternak menanam indigofera cukup menguntungkan dan lebih cepat bisa dipanen karena indigofera bisa dipanen saat umur 4 bulan sejak tanam pertama dan bisa dipanen setiap 2 bulan-3 bulan berikutnya karena memiliki tingkat regrowing (pertumbuhan kembali) yang cepat. Tidak hanya itu, indogofera juga memiliki kemampuan produksi hijauan yang tinggi. Produksi pakan indigofera dalam satu hektar bisa menghasilkan 12 ton per satu kali panen. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.