Bangli (Metrobali.com)-

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli, Kamis (24/6) menggelar Kegiatan Dialog Budaya Bali yang diikuti oleh para siswa SMA/SMK se Kabupaten Bangli. Acara yang digelar di Sasana Budaya Giri Kusuma Bangli dihadiri oleh Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT Drs. I Made Purna, M.Si, Kabid Kesenian Disparda Kab Bangli Nyoman Susila dan siswa peserta lomba. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Asisten I Setda Kab Bangli Drs. I Wayan Lawe, MM.

Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT Made Purna mengatakan, kegiatan Dialog Budaya Bali ini merupakan kelanjutan dari kegiatan tradisi lisan berupa lomba karya tulis ilmiah popular  “Mengapresiasi dan Mengkaji Karakkter Tokoh dan Nilai Budaya Pewayangan, dalam dalam pagelaran Wayang Kulit Cenk Blonk yang sudah dilaksanakan pada 7 Mei 2012 lalu di lapangan Kapten Mudita Bangli. “Tradisi lisan ini bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat khususnya dikalangan pelajar terhadap kesenian Wayang Kulit sebagai salah satu warisan budaya bangsa,”ungkapnya.
Dijelaskan juga, peserta dari kegiatan ini adalah siswa dari sekolah SMA/SMK se Kabupaten Bangli, dimana masing-masing sekolah diwakili oleh satu kelompok yang terdiri dari empat siswa dan satu orang guru pendamping. Hasil karya tulis ilmiah popular ini selajutnya akan dinilai oleh tim juri yaitu Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum dari Fakultas Sastra Universitas Udayana, Dewa Ketut Wicaksana, S.Sn.M.Si dan I Made Marajaya, S.Sn, M.Si dari ISI Denpasar.
Sementara itu Asisten I Setda Kab Bangli I Wayan Lawe saat membacakan sambutan Bupati Bangli mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT dengan menggelar lomba karya tulis ilmiah popular  dalam dalam pagelaran Wayang Kulit Cenk Blonk. Kegiatan tradisi lisan melalui pagelaran wayang kulit bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap keragaman kreativitas seni (budidaya) pada seni pewayangan serta meningkatkan kesadaran jati diri dan karakter bangsa (daya budi). Dari tujuan tersebut diharapkan terwujudnya insane-insan budaya maupun jati diri, karakter yang bersifat mulia. “Ini kegiatan positif, jadi kita mendukung penuh penyelenggaraanya”ucapnya.