Jakarta (Metrobali.com)-

Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2013 mencapai 28,07 juta orang atau turun 520.000 dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 sebanyak 28,59 juta orang.

“Jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 28,07 juta orang atau 11,37 persen,” ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (1/7).

Suryamin mengatakan, selama periode September 2012–Maret 2013, jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 180.000 atau dari 10,51 juta orang menjadi 10,33 juta orang, sedangkan di perdesaan berkurang 350.000 dari 18,09 juta orang menjadi 17,74 juta orang.

Dengan demikian, jumlah penduduk miskin di perkotaan turun dari 8,6 persen menjadi 8,39 persen, dan di perdesaan menurun dari 14,7 persen menjadi 14,32 persen.

Menurut Suryamin, penurunan jumlah penduduk miskin tersebut dikarenakan inflasi umum yang relatif rendah selama periode September 2012–Maret 2013, yaitu sebesar 3,2 persen dan peningkatan upah harian buruh tani serta buruh bangunan masing-masing sebesar 2,08 persen dan 9,96 persen.

Kemudian, karena secara nasional rata-rata harga beras relatif stabil, tercatat pada bulan September 2012 sebesar Rp10.414 per kg dan Maret 2013 sebesar Rp10.718/kg dan penurunan harga komoditas minyak goreng, gula pasir, dan tepung terigu.

Selain itu, penurunan jumlah penduduk miskin juga dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pada Triwulan I 2013 dibandingkan dengan Triwulan IV 2012 dan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2013 yang mencapai 5,92 persen dibandingkan dengan Agustus 2012 yang tercatat 6,14 persen.

Ia menambahkan, selama periode yang sama, garis kemiskinan naik sebesar 4,66 persen, yaitu dari Rp259.520 per kapita per bulan pada bulan September 2012 menjadi Rp271.626 per kapita per bulan pada bulan Maret 2013.

“Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada bulan Maret 2013 tercatat sebesar 73,52 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2012 yang sebesar 73,5 persen,” kata Suryamin.

Menurut dia, komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan pedesaan, di antaranya beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, mi instan, gula pasir, tempe, dan bawang merah.

“Komoditas bukan makanan, di antaranya adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan, dan bensin,” kata Suryamin.

Dari jumlah 28,07 juta penduduk miskin, kata dia, sebanyak 15,3 juta orang berada di Jawa, 6,1 juta orang di Sumatera, 2,02 juta orang di Sulawesi, 1,98 juta di Bali dan Nusa Tenggara, 1,64 juta orang di Maluku dan Papua, serta 925.600 orang di Kalimantan.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin sejak 2006 mengalami penurunan, yaitu dari 36,1 juta orang atau 16,66 persen menjadi 28,07 juta orang atau 11,37 persen pada bulan Maret 2013. INT-MB