Pada Aplikasi BPJS Kesehatan Mobile
BPJS (2)
Buleleng, (Metrobali.com) –
Diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik dan jantung coroner adalah beberapa penyakit kronis yang gejalanya sering diabaikan masyarakat Indonesia. Pada fase awal, umumnya orang tidak merasa terganggu oleh gejala yang ditimbulkan. Kebanyakan masyarakat baru sadar mereka mengidap penyakit tersebut, ketika sudah mencapai fase lanjut. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola resiko penyakit-penyakit kronis tersebut sejak dini, BPJS Kesehatanpun meluncurkan layanan Mobile Screening.”Skrining riwayat kesehatan merupakan penambahan fitur diaplikasi BPJS Kesehatan Mobile. Jika sebelumnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hanya dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara manual di Kantor Cabang BPJS Kesehatan atau fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, maka sekarang mereka bisa melihat potensi resiko kesehatannya cukup dengan melakukan skrining riwayat kesehatan melalui fitur skrining riwayat kesehatan pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile yang bisa diakses di handphone,”. Demikian dijelaskan Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer (Kanit MPKP) BPJS Kesehatan Cabang Singaraja Kadek Budi Astawan yang didampingi  Kanit MK dan UPMP4 Sondang Evictoria serta Kanit MPKR Ni Made Adhe Sugi W, pada Minggu lalu di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Singaraja.
Lebih lanjut dijelaskan peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan Mobile di Google Ply Store, kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan. Setelah terdaftar dan mengklik tombol log in, peserta dapat memilih menu Skrining Riwayat Kesehatan. Kemudian peserta akan diminta mengisi 47 pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga peserta, dan pola makan peserta. “Apabila semua pertanyaan tersebut telah dijawab, maka peserta akan memperoleh hasil skrining riwayat kesehatan pada saat itu juga” urai Budi Astawan.
Menurut Budi Astawan, jika peserta memiliki resiko rendah, maka mereka akan disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari. Namun apabila dari hasil skrining, peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi diabetes mellitus, maka mereka akan memperoleh nomor legalisasi atau nomor skrining sekunder dan akan diarahkan untuk mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar untuk memperoleh tindak lanjut serta melakukan pengecekan gula darah puasa dan gula darah post prandial. Jika peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi ketiga penyakit yang lain (hipertensi, ginjal kronik, dan jantung coroner), maka peserta disarankan agar melakukan konsultasi ke FKTP tempatnya terdaftar untuk melakukan tindak lanjut atas hasil skrining riwayat kesehatannya.”Apabila sebuah FKTP ditemukan banyak peserta dengan resiko mengidap diabetes mellitus yang tergolong dalam kategori sedang atau tinggi, maka FKTP tersebut dapat melaksanakan edukasi kesehatan dan  pembentukan klub risiko tinggi (Risti) kepada sejumlah peserta JKN-KIS yang bersangkutan” terangnya.
Sepanjang Tahun 2016, kata Budi Astawan BPJS Kesehatan relah melakukan skrining riwayat kesehatan kepada peserta JKN-KIS diseluruh Indonesia. Hasilnya, untuk kategori penyakit diabetes mellitus terdapat 702.944 peserta berisiko rendah, 36.225 peserta berisiko sedang, dan 651 peserta berisiko ringgi. Sementara untuk kategori penyakit hipertensi, 632.760 peserta berisiko rendah, 104.967 peserta berisiko sedang, dan 2.093 peserta berisiko tinggi. Dikategori ginjal kronik, sebanyak 715.682 peserta didiagnosa memiliki risiko rendah, 23.307 peserta berisiko sedang, dan  831 peserta berisiko tinggi. Dan terakhir dikategori jantung coroner, sebanyak 680.172 peserta berisiko rendah, 57.692 peserta berisiko sedang, dan 1.956 peserta berisiko tinggi.”Dengan diluncurkannya fitur skrining riwayat kesehatan pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile (Mobile skrining) yang praktis digunakan ini. Kami berharap peserta JKN-KIS dapat lebih aware untuk melakukan pemeriksaan riwayat kesehatannya” ujar Budi Astawan.”Semakin dini peserta mengetahui risiko kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan, sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun. Efek jangka panjangnya adalah menurunnya pembiayaan ke empat penyakit kronis tersebut. Sehingga program JKN-KIS dapat terus berjalan memberikan manfaat kepada para peserta yang membutuhkan,” tandas Kadek Budi Astawan.
Sebagai informasi tambahan, selain menu Skrining Riwayat Kesehatan, aplikasi BPJS Kesehatan Mobile juga menyediakan menu lain yang dapat digunakan peserta JKN-KIS untuk mengecek status kepesertaan, melihat tagihan iuran JKN-KIS, melihat lokasi fasilitas kesehatan dan sebagainya. GS-MB