Foto: Para narasumber Pelatihan “Olah Porang Jadi Cuan: Petani Porang, Bukan Porang-Porang Sembarangan” yang dilaksanakan pada Kamis 26 Agustus 2021 di Gedung Kanwil Bank BNI Renon.

Denpasar (Metrobali.com)-

Menanam porang kini menjadi prospek bisnis pertanian yang menjanjikan. Apalagi pasar ekspor porang sangat terbuka lebar, begitu juga dengan produk turunan olahan porang.

Karenanya para petani porang juga didorong untuk mampu mengolah porang agar lebih banyak mendapatkan cuan.

Hal ini terungkap dalam acara Pelatihan “Olah Porang Jadi Cuan: Petani Porang, Bukan Porang-Porang Sembarangan” yang dilaksanakan pada Kamis 26 Agustus 2021 di Gedung Kanwil Bank BNI Renon, dengan peserta offline yang terbatas dan mentaati protokol kesehatan yang sangat ketat.

Acara pelatihan dibuka langsung oleh IGN Dharma Putra S.T, M.M.,(Gus Tra) selaku Pimpinan Kanwil Bank BNI Bali dan Ketua Forum Petani Muda Bali A.A Gede Agung Wedhatama P., M.Eng.

Acara dibuka dengan motivasi keren dari Gus Tra pimpinan Kanwil Bank BNI Bali NTB NTT dengan materi “Petani Always Keren.” Bagaimana menjadi petani itu harus pintar, berorientasi pasar dan mengerti teknologi.

Ketua Forum Petani Muda Bali A.A Gede Agung Wedhatama P., M.Eng., menjelaskan bahwa tanaman porang saat ini menjadi komoditas ekspor yang cukup dicari oleh banyak negara dan nilai ekspornya lumayan fantastis, banyak manfaat untuk kesehatan yang ada pada umbi porang ini.

“Porang bisa diekspor tidak dalam bentuk bahan mentah, tapi minimal bahan setengah jadi (tepung) atau bahkan bahan jadi seperti beras, makanan, dan sebagainya,” kata pria yang akrab disapa Gung Wedha ini.

Peserta pelatihan datang dari beberapa kabupaten/kota di seluruh Bali. Mereka sangat ingin belajar dan mengetahui lebih dalam apa itu tanaman porang, bagaimana cara budidayanya, bagaimana mendapatkan bibitnya serta bagaimana cara pengolahannya menjadi makanan yang siap di konsumsi langsung oleh masyarakat.

Selama ini tanaman porang tidak bisa dikonsumsi secara langsung karena dikenal dapat menyebabkan gatal pada saat dikonsumsi.

Pada pelatihan ini, Aliem Widya Sampurna selaku Champion Porang di Petani Muda Keren sekaligus Duta Petani Andalan 2021 Kementerian RI ini menyampaikan pihaknya gencar mengedukasi petani untuk mengolah porang untuk meningkatkan cuan.

“Kami mulai ajarkan petani itu untuk keilmuan pertanian yang lebih modern agar petani tidak tertinggal aecara teknologi pertanian dan para petani bisa berkembang seiring berjalannya kemajuan zaman,” kata Aliem.

Aliem juga menjelaskan lebih rinci mengenai teknik budidaya tanaman porang mulai dari sterilisisasi lahan karena 90% sumber penyakit porang datangnya dari tanah, cara penanaman, pengenalan bibit yang unggul dan siap untuk ditanam, sampai proses tanaman porang siap dipanen. Aliem mengupas tuntas bagaimana berbudidaya porang di sektor hulu kepada peserta pelatihan.

Tantangan besar pertanian porang adalah isu porang yang hanya bisa dijual ke pabrik lalu di ekspor dalam Raw Material atau Chips. Porang diviralkan tidak dapat dikonsumsi, kondisi ini merupakan ancaman untuk para petani dalam pengembangan budidaya di hulu dan pasar menjadi sangat sempit. Kapitalisasi dengan mudah dapat terjadi dan itu membahayakan petani.

Materi pelatihan dilanjutkan oleh Ibnu Tanjung selaku Champion Olahan Porang Nusantara. Ia menyapa para peserta pelatihan dengan sangat antusias dan gembira.

Ia menjelaskan bagaimana proses pengolahan tanaman porang hingga bisa menjadi berbagai jenis makanan olahan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat seperti makanan nusantara yaitu bakso, lumpia, cendol, sate, rendang porang  sehingga masyarakat bisa menikmati porang yang memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa manfaatnya.

Dengan adanya ilmu yang diberikan oleh Ibnu Tanjung dalam proses pengolahan porang menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh masyarakat memberikan para petani angin segar agar petani bisa mengkonsumsi porang dan dapat merangsang lahirnya UMKM-UMKM kuliner berbahan dasar porang. Sehingga petani dapat mendapatkan harga pasar yang semakin baik.

Peserta pelatihan pun ikut melaksanakan praktek pengolahan porang dari umbi hingga menjadi produk tepung yang selanjutnya diolah menjadi spring roll porang, nasi porang, rendang porang dan cendol porang. Peserta langsung bisa mencicipi dan mengkonsumsi langsung olahan porang yang sudah matang.

Maju terus Petani Porang Nusantara. Jadilah petani-petani yang pintar yang selalu memikirkan integrasi hulu hingga hilir sehingga petani tidak lagi menjadi objek tetapi petani dapat menjadi subjek yang memiliki bargaining power yang sama dengan siapapun. (dan)