BMI Gelar Turnamen ”Ceki” Untuk Kurangi Perjudian
Tabanan (Metrobali.com)-
Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Tabanan menggelar turnamen “ceki” sebagai upaya untuk mengurangi praktik perjudian dengan menggunakan kartu yang makin marak di Bali itu.
“Dalam kejuaraan ini kami menyediakan piala, piagam, dan sejumlah uang tunai,” kata Eko Nurcahyadi selaku Ketua Panitia Penyelenggara Turnamen Ceki di Tabanan, Minggu (8/9).
Kejuaraan tersebut digelar bersama Forum Olah Raga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Provinsi Bali di Gedung Kesenian I Ketut Mario, Minggu.
“Kejuaraan ini diikuti seratus lebih pemain ceki dalam rangka Hari Olah Raga sekaligus melestarikan budaya lokal,” katanya.
Pihak panitia menyediakan 25 meja dan setiap meja ditempati oleh lima orang pemain. “Pertandingan bersistem gugur sesuai dengan kesepakatan para pemain,” kata Eko.
Sementara itu, Ketua Pengda Ceki Formi Bali Cokorda Bagus Ngurah Agung mengakui bahwa selama ini permainan dengan menggunakan kartu itu masih dianggap negatif oleh masyarakat umum.
“Padahal kalau diteliti lebih jauh, ceki tidak identik dengan judi selama permainan itu dilakukan bukan untuk taruhan. Bahkan bermain ceki sudah dilakukan oleh masyarakat Bali sejak beberapa puluh tahun dan sudah membudaya,” katanya.
Oleh sebab itu, agar budaya tersebut tidak punah, pihaknya perlu menggelar kejuaraan lebih aktif lagu. “Ceki merupakan olahraga rekreasi, bukan prestasi. Masyarakat perlu memahaminya,” kata Ngurah Agung. AN-MB
7 Komentar
Salut buat BMI Tabanan biar nanti dapat rekor MURI, sekalian buat Festival Metajen, Tournament Spirit dan Kocokan. Terus dibuat juga Persatuan Belandang Bola Adil dan lainya sehingga semua unsur judi terwadahi. Hebat hebat hebat….
lmn sube bebotoh ngisi gumi kene be, jeg mekejang mebungkus aji adat dan budaya anggone nutupin segala judi, nah mumung nu kuase ape gen dadi oraang, nak sg ade nak bani, mani lmn sube telah calinge mare je karoan,,,
Tabanan memang selalu luar biasa, penuh dengan talenta , talenta Ceki, setelah itu buatlah ajang lomba ” mabuk minuman keras “, lomba ” Tajen ” , sebenarnya ndak salah…..karena DPRD memang diisi oleh kebanyakan dari orang orang yg “mendukung program ” seperti itu……mau apa lagi….siapa yang di salahkan……………he….he… selamat mereka yg menelorkan Ide brilian ini……
apa hubungan tournament ini dengan penanggulangan perjudian. gak ada korelasinya. gak ada idea brilian. legalisasi dengan mengatas namakan adat dan budaya.
Ujung2nya meceki di jadikan ajang rekreasi/olah raga walau cara mengkemsnya beda klo sdh pakai uang itu namanya taruhan,bagai tidk coba di pikir para peserta di minta uang sbg uang pendaptaran lalu uangnya di kumpulin jadi satu untuk di berikan kepada para pemenang,nah itu apa namanya judi atau bukan?
Permainan Kartu Ceki adalah Budaya bali yang harus dilestarikan, Bukan sebaliknya main kartu remi.. Namun Unsur Judinya yang harus di hilangkan, karena sudah jelas di larang agam dan pemerintah. S7 gak ???
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua
Saya setuju sekali dengan ide ini, mudah-mudahan nantinya bisa masuk PON untuk jadi ajang olah raga tradisonal (Kayak Brige) karena permainan CEKI untuk merupakan kehidupan nyata kita sehari-hari karena dalam permainan CEKI (bukan judi) ada unsur-unsur Fairplay karena kita diajarkan berbuat, bersikap Jujur, Adil dll serta dlm ceki ada Insting Filling Strategi yang harus kita lakukan agar menjadi Seorang Pemenang/Juara Sejati dengan Taknik/Taktik yang Jujur, Transaparan,kreatif serta Inofativ
tks
I ketut Sukrena Jakarta