Foto: Pimpinan BKSAP DPR RI bertemu dengan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) di Kantor Kemenkomarves di Jakarta, Rabu siang (26/1/2022).

Jakarta (Metrobali.com)-

Selama hampir 2 tahun terdampak pandemi Covid-19, pariwisata Bali masih seperti mati suri. Harapan agar pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara tanpa persyaratan yang ribet dan jelimet terus bergema.

Stakeholder pariwisata juga terus mendorong pemerintah pusat memberikan kelonggaran kebijakan untuk pembukaan pariwisata sehingga wisatawan mancanegara bisa datang ke Bali dan menjadi momentum bangkitnya pariwisata Pulau Dewata.

Aspirasi itulah juga yang terus disuarakan dan diperjuangkan oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Dapil Bali Putu Supadma Rudana (PSR)  yang kembali bersuara lantang agar pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara tanpa syarat yang memberatkan.

Aspirasi sebagian besar masyarakat Bali ini disampaikan Supadma Rudana usai melakukan pertemuan pimpinan BKSAP DPR RI dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) di Kantor Kemenkomarves di Jakarta, Rabu siang (26/1/2022).

Agenda pertemuan Supadma Rudana dan pimpinan BKSAP DPR RI dengan Menkomarves juga terkait dengan persiapan IPU (Inter Parliamentary Union) ke 144 di Bali, pada Maret 2022 mendatang. Dalam pertemuan itu pimpinan BKSAP DPR RI dipimpin Ketua BKSAP DPR RI Fadly Zon yang dihadiri juga Sekjen DPR RI Indra Iskandar.

Supadma Rudana mengatakan tidak ada alasan lagi tidak membuka pintu pariwisata Bali dari penerbangan internasional yang bisa langsung ke Bali. Apalagi Bali sejatinya sudah siap dengan Prokes, vaksinisasi sudah lengkap sampai vaksinasi penguat (booster). Bahkan Bali capaian vaksinasinya tertinggi di tingkat nasional.

Di hadapan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan,  Supadma Rudana menegaskan bahwa Bali harus dibuka dari penerbangan internasional yang bisa langsung ke Bali. Disampaikan pula aspirasi masyarakat dan komponen pariwisata yang ingin turun ke jalan kalau aspirasi mereka tersumbat.

“Buka dulu pariwisata Bali, nanti wisatawan mau pilih karantina di Jakarta atau di Bali itu tergantung mereka,” papar Anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali ini

Supadma Rudana yang juga merupakan Anggota Komisi VI DPR RI membidangi perekonomian, perdagangan, UMKM dan BUMN ini mengapresiasi Menkomarves yang telah memberikan perhatian kepada Bali di tengah Pandemi Covid-19. Namun besar harapan masyarakat Bali agar pariwisata Bali sepenuhnya dibuka untuk wisatawan.

Berbagai aspirasi itu pun terus diterima Supadma Rudana misalnya saat Supadma Rudana menerima aspirasi komponen masyarakat pariwisata saat kunjungan kerja BKSAP DPR RI di Kabupaten Badung.  “Saya terus menerima pengaduan dan aspirasi masyarakat dan rakyat Bali, khususnya komponen pariwisata Bali yang paling terdampak Pandemi Covid-19,” ungkap politisi muda Demokrat asal Peliatan, Ubud, Gianyar ini yang juga Pimpinan Museum Rudana & Rudana Fine Art Gallery Rudana.

Untuk itu Supadma Rudana menegaskan pihaknya tidak akan pernah berhenti untuk menyuarakan pembukaan pariwisata Bali, terutama penerbangan internasional langsung ke Bali.  “Saya tidak akan berhenti menyuarakan aspirasi masyarakat Bali untuk pembukaan pariwisata melalui pembukaan penerbangan internasional yang langsung ke Bali. Dari aspirasi masyarakat/komponen pariwisata di Badung tempo hari terungkap, memang penerbangan internasional sudah dibuka dari 19 negara oleh pusat. Namun dari 19 negara hanya 6 negara yang bisa langsung ke Bali,” urainya.

Supadma Rudana mengaku, pihak Menkomarves sendiri merespon aspirasi rakyat Bali yang disampaikan dalam pertemuannya tersebut. Kepadanya, Menkomarves mengakui pariwisata Bali akan dibuka mengikuti situasi Pandemi Covid-19. Meski kondisi Pandemi Covid-19 di Bali yang kini meningkat lagi dengan angka positif, Supadma Rudana mengatakan hal itu bukanlah alasan.

“Pariwisata Bali akan dibuka mengikuti data perkembangan Pandemi Covid-19. Masyarakat sudah divaksinasi, booster juga sudah jalan. Kalau prokes, masyarakat Bali sangat disiplin. Kalau alasan kasus positif naik, di Jakarta kasus positif masih banyak, bahkan ada Omicron pula. Apa beda Bali dengan Jakarta. Ini juga yang jadi pertanyaan komponen pariwisata Bali saat bertemu dengan BKSAP,” pungkas Wasekjen DPP Partai Demokrat ini. (dan)