Suasana ‘CEO TALK : Pointers for Event Organizer’ yang digelar Majalah Money & I di Kampus AKUBANK – Jl. Dewi Madri III Renon Denpasar, Sabtu (5/7/2019).
Bisnis event organizer berkembang pesat dalam dekade terakhir. Bahkan untuk tahun ini diproyeksikan akan tumbuh hingga 20% dengan nilai industri lebih dari Rp 500 triliun. Saat ini sudah ada sekitar 4.000 pengusaha dibidang ini dengan dengan serapan tenaga kerja mencapai 40.000 orang. Hampir semua event organizer (EO) dan wedding organizer (WO) ingin menampilkan suguhan terbaik. Demikian pula halnya yang dilakukan Bali VIP Wedding Organizer, untuk menggenjot pemasarannya maka dilakukanlah berbagai strategi promosi, diantaranya dengan memperkuat tampilan website atau portal korporasinya di media sosial bahkan tak lama lagi akan meluncurkan sebuah platform aplikasi khusus di Playstore untuk mempermudah solusi perencanaan sebuah pernikahan.
“Bahkan saat ini jika orang mengklik kata ‘pernikahan di bali’ pada pencarian search engine di dunia maya (google) maka tampilan portal balivipwedding.com akan muncul paling atas, dan hal tersebut sangatlah efektif dari segi pemasaran, terutama banyak ‘inquiry’ datang dari seluruh dunia,” kata Veronika Prawasti, CEO Bali VIP Wedding Organizer saat ‘CEO TALK : Pointers for Event Organizer’ yang digelar Majalah Money & I di Kampus AKUBANK – Jl. Dewi Madri III Renon Denpasar, Sabtu (5/7/2019).
Menurut Veronika yang juga sebagai Head of Wedding Organizer Division di Bali Wedding Association, hal tersebut menunjukkan bahwa akselerasi peran media sosial baik Portal, Instagram dan Facebook Fanpage sangatlah mutlak dalam meningkatkan performa pemasaran.
“Bali memiliki daya tarik luar biasa di mata wisatawan, Terbukti banyak dari wisman yang berencana melaksanakan pernikahan di Bali, untuk itu kita harus menangkap peluangnya dengan mengetengahkan ‘konsep dan tampilan kemasan’ yang berbeda dari yang biasa pada umumnya, Nilai bisnisnya juga sangat fantastis,” terang Veronika.
“Pernah dalam satu acara wedding bisa sampai Rp 1 miliar, dan hal tersebut sudah biasa dan kerap dilakukan oleh selebritas dan millionaire,” jelas Veronika seraya mengatakan dalam setahun pihaknya rata-rata bisa menangani sekitar 80 klien yang kebanyakan dari Australia. Ia bukan saja menangani klien saat wedding, juga dari prawedding hingga pascawedding.
Sementara itu, Putu Wiwin Gunawasika dari WISURYA Event Business Management memaparkan bahwa Bali merupakan tempat yang kerap digunakan dalam berbagai perhelatan yang salah satunya penyelenggaraaan bisnis (business event) yang mengarah ke MICE (Meetings, incentives, conferences and exhibitions) dan special event yang mengetengahkan pagelaran musik, festival, outdoors event, sport event, termasuk pula wedding.
“Industri ini yang sangat menjanjikan terutama untuk mendongkrak kunjungan pariwisata, Namun tantangan di bisnis ini juga cukup banyak. EO menurut Wiwin harus memiliki passion, people skill, communication skill, enterpreneurship style yang mumpuni serta mampu mengatasi masalah serta mengelola jadwal dengan tepat,” pungkas Wiwin.
Jadi, Bisnis Event Organizer adalah bisnis yang menggiurkan dan menjajakan banyak peluang. Persoalannya, menjalankan bisnis Event Organizer ternyata susah-susah gampang, tak banyak yang bisa bertahan apalagi bertumbuh. (hd)