Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali, Komang Gede Subudi (tengah) ikut hadir bersama Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama dengan didampingi Pimpinan DPRD Bali dan Fraksi yang dikirimkan oleh partai politik masing-masing, termasuk staf ahli di bidang masing-masing saat meninjau pembangunan di Pelabuhan Benoa, Senin (27/9/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali mendukung penuh dan mengapresiasi kekompakan dan sinergi Gubernur Bali Wayan Koster dan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama bersama-sama mengawal dan memastikan pembangunan megaproyek Pelabuhan Benoa sebagai Benoa Maritime Tourism Hub (BMTH) agar benar-benar on the track dan mampu mensejahterahkan rakyat Bali.

“Kami apresiasi keseriusan Gubernur Bali, keseriusan Ketua DPRD Bali bersama lintas fraksi mengawal pembangunan Pelabuhan Benoa. Kami melihat langsung Gubernur Bali bersama Ketua DPRD Bali tidak main-main mengawal Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Kami di BIPPLH selaku masyarakat Bali dan juga aktivis lingkungan juga ikut mengawal itu,” Kata Ketua Umum BIPPLH Bali, Komang Gede Subudi, Selasa (28/9/2021).

Subudi yang ikut hadir bersama Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama dengan didampingi Pimpinan DPRD Bali dan Fraksi yang dikirimkan oleh partai politik masing-masing, termasuk staf ahli di bidang masing-masing saat meninjau pembangunan di Pelabuhan Benoa, Senin (27/9/2021) menegaskan BIPPLH ikut memastikan pembangunan Pelindo di Pelabuhan Benoa sesuai dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Jangan sampai kita diam, menganggap semua sudah sesuai yang disepakati tapi akhirnya tidak demikian. Kesepakatan antara Pemprov Bali dengan Pelindo kita pastikan kemarin. Pelindo jangan bermain kata-kata di awang-awang. Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu membumi,” tutur Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin Bali Bidang Lingkungan Hidup.

Dikatakan, rakyat Bali tidak boleh mendapatkan informasi keliru soal pembangunan di Pelabuhan Benoa. Sebab ketika pembangunan di Pelabuhan Benoa sudah selesai, tidak gampang juga nanti masyarakat Bali kalau mau kesana. “Itu kan daerah khusus, ada pelabuhan, masuk harus bayar. Hal seperti itu harus disampaikan, masyarakat harus tahu” katanya mengingatkan.

Subudi juga mengingatkan Pelindo agar tetap menjalankan kesepakatan bersama Gubernur Bali dan jangan juga menyampaikan narasi yang mengawang-awang ke publik. Apalagi Pelabuhan Benoa yang akan menjadi Green Port, pelabuhan ramah lingkungan menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban masa depan Bali.

“Narasinya dari Pelindo jangan di awang-awang, harus sesuai dengan visi Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang sangat membumi. ” ujar Subudi yang juga penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali..

BIPPLH juga mengingatkan Pelindo jangan main-main dalam proyek pengembangan Pelabuhan Benoa, jangan sampai ada pengingkaran terhadap kesepakatan bersama dengan Gubernur Bali sehingga berpotensi megaproyek ini dihentikan.

“Kita masyarakat Bali tidak ingin proyek ini dihentikan lagi akibat Pelindo tidak pegang komitmen. Kalau proyek Pelindo ini dihentikan lagi oleh Pak Gubernur karena Pelindo melanggar komitmen, kami sebagai masyarakat Bali tentu akan mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang diambil Pemprov Bali,” tegas Subudi.

BIPPLH juga berharap pengembangan Pelabuhan Benoa memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat Bali untuk ikut berkontribusi hingga mendapatkan kesempatan berusaha di Pelabuhan Benoa.

“Berikan kesempatan kepada masyarakat Bali untuk berkontribusi disana, pengusahanya, UMKM, masyarakat yang mau bekerja. Itu kaitannya mensejahterakan masyarakat Bali sesuai arah perjuangan Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” harap Subudi yang juga merupakan CEO Pasifik Group-Bali, NTT, NTB (perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan).

Pihaknya di Pasifik Group-Bali, NTT, NTB juga sangat siap dilibatkan dalam pengembangan Pelabuhan Benoa karena mempunyai dukungan investasi, SDM hingga teknologi terkini yang ramah lingkungan.

“Sebagai masyarakat Bali dan pengusaha lokal Bali, saya berharap berikan kami kontribusi disana.Kami punya dana, SDM dan teknologi, apanya yang tidak bisa masuk disana (di proyek pengembangan Pelabuhan Benoa). Berikan juga kesempatan masyarakat Bali yang ingin bekerja disana. Hal seperti ini harus disampaikan secara terbuka oleh Pelindo,” imbuh Subudi yang juga Komisaris PT Gunung Baja Api ini.

“Kalau ada pengusaha Bali yang punya dana, siap SDM, siap teknologi kenapa tidak bisa berkontribusi. Ini penting dipikirkan. Jangan-jangan pimpinan pusat tidak nyambung daerah dengan pimpinan daerah,” katanya mengingatkan.

“Intinya megaproyek di Pelindo ini harus bermanfaat untuk masyarakat Bali sebab proyek ini tidak jatuh dari langit dan tidak untuk langit, tapi proyek ini ada di Bali untuk membangun Bali demi kesejahteraan masyarakat Bali. Itu yang kita kawal bersama,” pungkas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata. (wid)