Keterangan foto: Puncak acara Denpasar Documentary Film Festival (DDFF) 2019 dengan menyelenggarakan Bioskop Tukad, yakni pemutaran film di tengah aliran sungai di Taman Kumbasari, Tukad (sungai) Badung. Penyelenggaraan perdana dilaksanakan pada Sabtu (25/5/2019) malam/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Puncak acara Denpasar Documentary Film Festival (DDFF) 2019 masih empat bulan lagi, tapi penyelenggara telah menggelar berbagai acara untuk menghangatkan suasana saat itu. Salah satunya dengan menyelenggarakan Bioskop Tukad, yakni pemutaran film di tengah aliran sungai di Taman Kumbasari, Tukad (sungai) Badung. Penyelenggaraan perdana dilaksanakan pada Sabtu (25/5/2019) malam. Menghadirkan karya-karya dokumenter beberapa pelajar Kota Denpasar yang menjadi finalis pada video kompetisi yang diselenggarakan oleh OWHC (Organization of World Heritage Cities) yakni: Layang-Layang (Karya Resha Arundari), Tradisi Turunan (Karya Putu Sathyana Rayana), Penempa Bara (karya Sari Ning Gayatri). Juga film-film pilihan kompetisi yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

Menurut manager program DDFF, IGK Trisna Pramana, Bioskop Tukad ini merupakan upaya mendekatkan film sebagai salah satu media eskpresi kreatif kepada masyarakat. “Dengan memutar film di tempat yang diakrabi masyarakat diharapkan film, khususnya film dokumenter, dapat menjadi bagian dari keseharian masyarakat Kota Denpasar,” ujar Trisna yang akrab disapa Tutut itu.

Menurut Tutut, ini adalah sebagai upaya DDFF membantu pemerintah menguatkan industri film dengan cara membangun penontonnya. Dengan diakrabinya film sebagai media ekspresi kreatif, maka film akan memiliki tempat yang lebih kuat di tengah masyarakat.

Edukasi Sungai Bersih

Selain hal di atas, menurut Tutut, tujuan dari penyelenggaraan Bioskop Tukad adalah sebagai sarana untuk melakukan edukasi kepada masyarakat luas bahwa dengan sungai yang bersih kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat dari rekreasi hingga edukasi. “Ini merupakan upaya kami turut menggaungkan semangat yang didengungkan Pemerintah Kota Denpasar untuk merawat sungai sebagai salah satu cerminan kita peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan dalam arti yang seluas-luasnya,” imbuh Tutut.

Di bagian lain Tutut mengatakan bahwa penyelenggaraan Bioskop Tukad terlaksana atas kerjasama DDFF dengan Badan Kreatif Denpasar, Dinas PUPR Kota Denpasar, KPK RI, dan Tegal Dukuh. Rencananya Bioskop Tukad akan dilaksanakan secara berkala setiap bulan.

Editor: Hana Sutiawati