ilustrasi ekonomi naik

Denpasar (Metrobali.com)-

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara menyatakan bahwa masa libur sekolah yang bertepatan dengan awal bulan Ramadhan diprediksi akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II tahun 2014.

“Pada triwulan II 2014 kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2014 yang melambat,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara Benny Siswanto, di Denpasar, Rabu (18/6).

Menurut dia, selain dua faktor tersebut, limpahan turis mancanegara dari destinasi Thailand juga mendorong tingginya pertumbuhan ekonomi pada pertengahan tahun ini.

Dia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II pada tiga bulan mendatang juga akan diwarnai optimisme para pelaku usaha berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya kepada dunia usaha dan survei pedagang eceran.

“Hasil survei konsumen terhadap kondisi ekonomi di triwulan II juga ditunjukkan dengan peningkatan keyakinan dan harapan konsumen terhadap kondisi ekonomi,” ujar Benny.

Selain indikator tersebut, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Bali juga dikontribusikan oleh sektor pertanian dengan kondisi cuaca yang relatif baik.

Faktor cuaca, kata dia, juga diprediksi turut mendongkrak hasil perikanan. Demikian pula sektor pengangkutan serta sektor jasa yang juga meningkat seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Dengan indikator tersebut pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2014 mencapai kisaran 5,2-5,8 persen.

Ekonomi di Pulau Dewata pada triwulan I mengalami pelambatan dengan pertumbuhan mencapai sebesar 5,43 persen atau melambat dibandingkan triwulan IV pada tahun 2013 .

“Awalnya kami prediksi 5,5-6,0 persen ternyata realisasinya 5,43 persen,” ucapnya.

Melambatnya ekonomi Bali triwulan I itu diperkirakan karena melambatnya sektor pembangunan infrastruktur berskala besar dan melambatnya permintaan properti residental untuk properti berskala kecil.

Selain itu dari sisi permintaan, perlambatan dipicu oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi di awal tahun. AN-MB