Dua Siswi SMAN 3 Denpasar Duta Indonesia

Denpasar (Metrobali.com)-

Siswa-Siswa Denpasar kembali  menunjukkan kemampuannya dalam ajang kemampuan otak. Dua siswa SMAN 3 Denpasar yakni Ni Nyoman Oktaria Asmarani siswi kelas XII IPS dan Ni Nyoman Shinta Prasista Sari siswi kelas XII IPA, berhasil menjadi yang terbaik dalam lomba karya ilmiah remaja yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan kini  menjadi duta Indonesia dalam ajang Intel ISEF (International Science and Engineering Fair) 2015 yang di adakan di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, tanggal 9 Mei mendatang. Sebelum berangkat ke negeri Paman Sam  mereka terlebih dahulu berpamitan kepada Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra untuk meminta support dan doa restu di  Kantor Walikota Denpasar, Senin (4/5). Keberhasilan Rani dan Oming, begitu sapaan akrab kedua siswa berprestasi itu, setelah berhasil menjadi peserta terbaik untuk katagori Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, dalam ajang LKIR (Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja) ke-46, yang diselenggarakan LIPI pada Nopember 2014 lalu. Menurut Rani, Intel ISEF merupakan pameran sekaligus lomba karya ilmiah remaja terbesar di dunia, yang diikuti oleh 70 negara. Untuk ajang yang sama tahun lalu melibatkan 1.700 kelompok peserta. Untuk Intel ISEF 2015 akan diselenggarakan 10-15 Mei mendatang.

Terkait dengan karya tulis yang meloloskannya menjadi juara nasional dan berkesempatan berangkat Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Rani dan Oming menulis reaksi banjar adat dan desa adat di Kota Denpasar, dalam mengatasi aksi-aksi kelompok preman yang ada di wilayahnya. Karya tulis itu lebih menyoroti kebijakan apa saja yang telah dibuat dan dilaksanakan pihak banjar dan desa adat, dalam melindungi warganya. Khususnya penduduk pendatang, yang di Bali disebut krama tamiu. Sudah bukan rahasia lagi, sering penduduk pendatang itu rawan menjadi objek dari tindakan premanisme. Oming menambahkan, diangkatnya permasalahan tersebut berawal dari keresahan mereka yang sering melihat baliho-baliho ormas berukuran besar, yang terpasang di sudut-sudut kota. Oming dan Rani pun befikir, apa yang dilakukan banjar dan desa adat dalam menanggapi hal tersebut. Terutama dalam hal perlindungan terhadap warganya sendiri.

Untuk merampungkan tulisan tersebut bagi Oming menjelaskan bukan perkara mudah, dirinya ini harus berkeliling dari rumah ke rumah untuk mendapatkan data tentang itu. Apalagi pembinanya I Wayan Ananta Wijaya, mengharuskannya mendapatkan data yang valid. Oming dan Rani harus mewawancarai sebanyak 20 penduduk pendatang, kelian banjar dan bendesa adat, serta mewawancarai narasumber ahli, seperti akademisi, jurnalis, pengamat premanisme serta ahli hukum adat.

Sementara Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra sangat bangga kepada dua siswi SMAN 3 Denpasar yang berprestasi ini dikarenakan bukan di bidang pendidikan saja melainkan di ekstrakulikuler pun mereka bisa menunjukan prestasinya sampai ikut olimpiade ke Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.”Saya melihat sejak empat tahun ini di SMAN 3 Denpasar khususnya siswa-siswinya memiliki komunitas di bidang Sains Camp, dimana para pendidik mereka sangat peduli kepada siswa-siswi yang suka melakukan penelitian dalam hal-hal yang baru dan mengelola pendidikan siswanya dengan sangat baik. Oleh sebab itu anak-anak itu tumbuh menjadi anak yang kreatif dan memiliki inovasi yang tiada hentinya, karena itu merupakan salah satu dari kunci keberhasilan  dalam pendidikan” ujar Rai Mantra.RED-MB