Foto: Athalia Beshorah Aritorang, salah satu mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana.

Denpasar (Metrobali.com)-

Cerita sukses mahasiswa Universitas Udayana pada Program International Student Mobility Award (IISMA) kembali berlanjut. Kali ini tentang pengalaman Athalia Beshorah Aritorang, mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Udayana yang berhasil lolos seleksi untuk menempuh studi di University of Pennsylvania (UPenn), Amerika Serikat. Melalui program IISMA, Athalia mengaku memiliki perspektif baru tentang isu sosial dan kemanusian.

Bidang humanities (kemanusian) merupakan ilmu yang cukup diminati oleh seorang Athalia. Berbekal latar belakang pemdidikan di bidang Sastra Inggris, relatif memudahkannyaa untuk mengetahui dan mengerti tentang isu sosial dan kemanusian dalam lingkup yang lebih luas. Gayung bersambut, impian Athalia untuk belajar secara khusus tentang isu sosial dan kemanusiaan pun terealisasi. Difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Program IISMA, Athalia pun akhirnya berhasil terbang menuju UPenn.

Kesempatan yang didapatkan Athalia bukan sekedar keberuntungan namun merupakan hasil perjuangan keras sehingga dinyatakan lolos dan layak untuk dapat menemuh studi di luar negeri. Athalia berupaya seoptimal mungkin mematangkan kemampuan Bahasa Inggrisnya untuk dapat lolos pada tahap Duolingo English Test (DET) sebagai salah satu persyaratan IISMA.  Selan itu, perjuangan Athalia juga melalui seleksi wawancara oleh pihak Kantor Urusan Internasional Universitas Udayana (KUI) dan selanjutnya mengikuti mengikuti pembekalan untuk membuat curriculum vitae (CV) dan menulis esai.

Program IISMA membuka peluang bagi setiap mahasiswa yang lolos untuk mengambil mata kuliah di luar program studi yang ditekuninya, maka Athalia dengan mantap memilih empat mata kuliah yang masuk lingkup humanities atau kemanusiaan, dan membahas masalah-masalah sosial, yaitu (1) Introduction to Experimental Psychology; (2) Introduction to Sociology; (3) Race, Science and Globalization; dan (4) God and Money. Sesuai dengan penuturannya, di UPenn University Athalia pun mendapat lingkungan belajar yang sangat baik. Selain dapat berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik dari seluruh dunia, Athalia juga berkesempatan dipandu oleh tenaga pengajar kelas dunia.

Selama tinggal dan menempuh ilmu di Amerika, Athalia mendapatkan perspektif baru di bidang akademik dan non akademik dan ia merasa bahwa mahasiswa Indonesia tidak kalah apabila bersaing dan bersanding dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia lainnya. Kesempatan untuk belajar di UPenn University juga dimanfaatkannya untuk berbagi ilmu pengetahuan tentang Indonesia dan budaya Indonesia kepada mahasiswa UPenn University. Tanpa diduga, ternyata banyak orang yang akhirnya menyukai tentang deskripsi keberagaman yang ada Indonesia. Alhasil, tidak hanya keilmuan di bidang sosial dan kemanusian saja yang berhasil diperoleh, melainkan studi di UPenn University melalui Program IISMA juga semakin meyakinkan Athalia untuk bangga dengan identitas sebagai orang Indonesia.

“Saya yakin setiap orang memiliki ambisi untuk studi di luar negeri. Maka dari itu saya merekomendasikan program IISMA ini dan menantang seluruh mahasiswa Universitas Udayana terutama Fakultas Ilmu Budaya untuk keluar dari zona nyaman dan membuka diri untuk melihat dunia luar”, ujarnya optimis. (rls)