Berjualan Di Jalan, Bayar Rp.300 Ribu
Jembrana (Metrobali.com)-
Karena tidak diijinkan berjualan di stan pameran, sejumlah pedagang terpaksa berjualan di jalan kembar barat Gedung Kesenian Bung Karno. Akibatnya jalan Hasanudin itu m,enjadi kotor dan kumuh.
Pasalnya para pedagang pakaian yang sebagian besar dari Jawa namun menetap di Denpasar itu mendirikan tenda-tenda dari terpal di jalan tersebut. Selain mengambil lokasi pedagang jajanan tradisional yang biasa perjualan ditempat tersebut, pedagang dadakan itu juga diharuskan membayar sebesar Rp.300 ribu. Namun tidak tahu siapa yang memungutnya.
Sejumlah pedagang mengaku menempati lokasi tersebut sejak Jumat (23/8) lalu. Mereka memilih berdagang disana karena dilarang berjualan di pameran. Padahal kedatangannya ke Jembrana ingin berjualan di stan pameran itu.
Setelah membuka dagangannya di jalan Hasanudin itu, mereka juga diwajibkan membayar sebesar Rp.300 ribu per kapling. Namun mereka tidak tahu petugas yang memungutnya.
“Saya berjualan disini sejak seminggu yang lalu. Semuanya bapak yang mengurus, termasuk bayar sewanya. Tapi saya tidak tahu bapak bayar sama siapa” ujar Rian (20), salah seorang pedagang asal Sumatra tapi lama tinggal di Mendoyo, Jumat (30/8).
Hal sama juga diutarakan Mansyur (45). Pedagang asal Banyuwangi namun menetap di Krobokan, Denpasar ini mengaku menempati tempat tersebut sejak Senin (26/8) lalu. Ia yang berjualan baju ini juga mengaku dipungut uang tempat sebesar Rp.300 ribu per kapling. “Saya tidak tahu nama orang yang memungut sewa itu. Setelah didata kami diminta uang sewa tempat” ujar Mansyur.
Atas kelakuan oknum itu, Masyur mengaku kecewa. Apalagi situasi dijalan itu sepi. “Coba kalau kami diberikan jualan di stan pameran, diminta satu juta rupiah pun akan saya bayar, karena disana ramai” ujarnya.
Lanjut, karena situasi sepi, beberapa pedagang terpaksa balik kembali ke Denpasar. “Pedagang yang sudah pulang juga diminta untuk membayar tempat. Tapi mereka hanya membayar Rp.150 ribu karena rugi” ungkapnya.
Kadis Perindagkop Jembrana, Made Ayu Ardini saat dikonfirmasi melalui telpon, teleponnya mendadak mati. Padahal sebelumnya, saat di SMS teleponnya dalam kondisi aktif.
Sementara itu, Sekda Jembrana, Gede Gunadnya saat dikonfirmasi berjanji akan menindaklanjuti masalah tersebut. MT-MB
4 Komentar
Hai Para pejabat, janganlah anda terlalu serakah, anda sudah dapat Gaji, kenapa anda rusak lagi Bali, dengan cara cara yang tidak terpuji seperti ini, kalay sudah kotor dan banyak sampah kau bebankan lagi uang APBD untuk membersihkannya, Tah kapan ya , mereka mereka di Birokrasi berubah Mentalnya ?
Wah kok pada kurang ajar tuh oknum. Sepertinya uang tersebut juga gak masuk ke kas daerah. Sungguh keterlaluan. Sepertinya banyak yang salah nih jembrana.
Salam dri tetangga sebrang.
Mental pejabat tain kucitttt pikirannya hanya kesempatan dan cari untung sendiri.
Pejabat, pejabat Dari seluruh indonesia kebanyakan bejat, kapan majunya Negara ini, kalau mental pejabatnya korupsi, orang macam begini yang menghancurkan Bali , kalau memang aturan Tidak boleh jualan di suatu jangan dipaksakan dong, apa lagi cari kesempatan dalam kesempitan, jadi tukang palak, begitu juga yang jualan Sudah tahu di larang, ya jangan di lakukan, pedagangnya jugs salah sendiri