Bentang Alam Besakih telah Diubah, Keputusan PHDI Pusat Ditunggu

Proyek yang diberikan nama pemugaran dan menjaga kesucian Pura Besakih, dengan dana negara sekitar Rp.950 M diberitakan di medsos mendekati rampung.

Telah terjadi perubahan bentang alam di Besakih, pembangunan gedung bertingkat dengan fungsi komersiil di jaba sisi Pura Manik Mas, yang “ngungkulin” Pura Titi Gonggang.
Beberapa pembangunan fisik, di ujung jalan Asta Sura, pasca melewati “jejer kemiri” Pura: Manik Mas, Ulun Kul-Kul, Bangun Cakti, Goa Raja, Rambut Sadhana, dalam kawasan Bencingah Agung, di seputaran: Wantilan Cri Kesari Warmadewa, yang belum diketahui fungsinya dari sisi menjaga kesucian Pura Besakih.
Perubahan bentang alam ini, dan pembangunan yang “disisipkan” di “palebahan” tersebut di atas, jelas bertentangan dengan Bhisama Kesucian Pura yang diterbitkan oleh PHDI Pusat, yang menetapkan untuk Kahyangan Jagat seperti Besakih, jarak bangunan baru (yang berfungsi komersiil), a peneleng agung, 5 km.dari jaba sisi pura.
Melihat realitas pembangunan fisik yang sedang berlangsung di Besakih, sudah semestinya Paruman Sulinggih PHDI Pusat bersidang untuk menentukan status Bhisama Kesucian Pura dan memberikan pendapat (bhisama) terhadap perubahan bentang alam yang telah terjadi di Besakih.
Untuk menghentikan silang pendapat, kesimpang-siuran terhadap perubahan bentang alam Besakih, dan tempat krama Bali “mesayuban” dalam pemikiran dan rasa, pasca “dihajar” pandemi Covid-19 lebih dari 2.5 tahun.
Bhisama ini sangat diperlukan bagi umat Hindu di Bali, karena menyangkut sistem keyakinan keagamaan Hindu yang melekat turun temurun dengan fungsi dan keberadaan “jejer kemiri pura ring madyaning Giri Toh Langkir” -Besakih-.
Bhisama tentang Kesucian Pura ini, keberadaan dan penegakan aturannya untuk menjadi “ageman” bagi umat Hindu ke depan.

Jro Gde Sudibya, anggota MPR RI Utusan Daerah Bali 1999 – 2004, penulis buku: Hindu Menjawab Dinamika Zaman, Agama Hjndu & Budaya Bali ( Bunga Rampai Pemikiran), Inisiator dan penulis epilog dari buku: Baliku Tersayang, Baliku Malang, Potret Otokritik Pembangunan Bali Satu Dasa Warsa ( tahun 1990’an).

Catatan, bangunan baru di ujung jalan Asta Sura sebelah Kiri, di bawah wantilan Cri Kesari Warmadewa, yang belum diketahui fungsinya, menggambarkan perubahan bentang alam Besakih, di samping bangunan bertingkat berfungsi komersiil di jaba sisi Pura Manik Mas.

Penulis : Jro Gde Sudibya