jalan rusak di Banyubiru

Jembrana (Metrobali.com)-

Setiap tahun diperbaiki, jalan utama Gilimanuk-Denpasar hampir setiap tahun juga mengalami kerusakan. Sehingga patut dipertanyakan kualitas jalan tersebut, apalagi belum setahun jalan tersebut sudah berbelombang.

Disinyalir, kerusakan jalan tersebut selain karena faktor alam, juga beban muatan kendaraan yang melintas. Pasalnya, jalan yang rusak lebih banyak di jalur kiri dari Gilimanuk menuju Denpasar.

Jalur ini hampir setiap hari dilalui truk dengan muatan penuh. Truk-truk penuh muatan ini juga dituding sebagai penyebab kemacetan, lantaran sering terjadi kecelakaan, seperti terguling atau out of control (OC).

Permasalahan ini sebenarnya sering mendapat sorotan dari kalangan DPRD Jembrana. Termasuk besaran anggaran yang dikeluyarkan setiap tahun untuk perbaikan.

Ketua Komisi C DPRD Jembrana, Ida Bagus Susrama, belum lama ini mengatakan selain menimbulkan kemacetan, dampak yang ditimbulkan dari truk kelebihan muatan, jalan menjadi cepat rusak. Sehingga diperlukan koordinasi instansi terkait untuk mencarikan solusi terbaik.

Pasalnya, jalan kiri dari Gilimanuk menuju Denpasar terlihat cepat bergelombang dan berlubang, dibanding jalur sebelah kanan.

Dari pengamatan, kondisi jalan rusak berada di wilayah Melaya, Pekutatan dan Mendoyo. Terparah berada di Banyubiru, dimana aspal sudah mengelupas dan bergelombang.

Menurut warga sekitar, Minggu (11/1) sejatinya ruas jalan itu sudah beberapa kali ditambal sulam, tetapi selalu hancur lagi. “Padahal bulan Juni lalu sudah ditambal, sekarang rusak lagi”  terang Sucipto, salah satu warga setempat, Minggu (11/1).

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Gede Sumadra Kertiawan, belum lama ini mengaku sudah menyampaikan permasalahan tersebut ke pihak terkait, Pasalnya salah satu penyebab kecelakaan adalah jalan rusak. MT-MB