Denpasar (Metrobali.com)-

Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Bali belum melihat ada keseriusan pemerintah pusat membangun Bandara di Bali Utara (Bulelelng). Pemerintah provinsi Bali justru  mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat untuk membangun bandara di wilayah Bali Utara atau Kabupeten Buleleng. Sebab hingga saat ini pemerintah provinsi Bali belum mendapatkan hasil dari feasibility study atau studi kelayakan atas pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng tersebut.
Kepala Badan Perencanaan pembangunan Daerah (Bappeda) Bali Tjokorda Ngurah Pemayun mengakui telah beberapa kali mempertanyakan kejelasan pembangunan bandara di Bali Utara ke Kementrian perhubungan dan Bappenas. Begitu juga investor yang sebelumnya tertarik berinvestasi membangun bandara Bali Utara tidak jelas keseriusannya.
“ Setelah adanya pergantian menteri  sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya, sementara di Bappenas masih tetap jalan sampai bulan Oktober penyelesaiannya, mudah-mudahan kita akan tunggu sampai Oktober, “ ujar Tjokorda Ngurah Pemayun, hari ini.
Tjokorda Ngurah Pemayun menyebutkan saat ini di Kabupaten Buleleng ada dua lokasi yang sedang dinilai studi kelayakannya untuk pembangunan bandara yaitu daerah Kubutambahan Buleleng Timur dan Buleleng Barat.  Namun kedua lokasi ini memiliki memiliki beberapa kendala, seperti di Buleleng Timur topografinya berbukit, sedangkan di Buleleng Barat pergerakan arah anginnya tidak bagus untuk jalur penerbangan.

Moratorium

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali telah memutuskan untuk melakukan moratorium atau penghentian pembangunan fisik terkait kepentingan pariwisata di wilayah selatan Pulau Dewata, sebagai upaya menyeimbangkan pembangunan antarkabupaten/kota di daerah ini.
“Pembangunan fasilitas yang terkait pariwisata di wilayah selatan yang meliputi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, diarahkan ke daerah barat, utara maupun kawasan  timur,” kata Ketua Bapeda Bali, Cok Ngurah Pemayun di Denpasar, Jumat.
Ketika tampil sebagai pembicara pada sarasehan program pembangunan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera (Mandara) yang melibatkan wartawan dan pimpinan redaksi media cetak serta penyiaran, ia menjelaskan, pembangunan fasilitas pariwisata di wilayah selatan yang meliputi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dinilai sudah jenuh.
Oleh sebab itu pengusaha atau investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang pariwisata masih terbuka luas di wilayah utara yang meliputi Kabupaten Buleleng, timur Kabupaten Karangasem maupun daerah ujung barat Kabupaten Jembrana.
Bahkan di Kabupaten Jembrana, Bangli dan Kabupaten Klungkung hingga sekarang belum memiliki fasilitas hotel berbintang. Dengan demikian kesempatan investor membangun fasilitas pariwisata di daerah itu sangat terbuka, ujar Cok Ngurah Pemayun. IKA-MB