Jembrana (Metrobali.com)-  

Penyakit yang diduga chikungunya kembali menyerang Kelurahan Lelateng, Negara. Setelah sebelumnya menyerang Banjar ketapang dan Banjar Peken Kelurahan Lelateng, penyakit dengan gejala sama kini menyerang warga Banjar Tinusan Kelurahan Lelateng.

Pantauan dilapangan, Senin (2/9) belasan warga Banjar Tinusan terserang penyakit dengan gejala sama. Penyakit ini mulai muncul sejak dua bulan lalu. Gejala yang dialami warga diantaranya panas dingin disertai nyeri di tulang.

Nyoman Adi Santika (35) Kelian Tempek III Banjar Tinusan, Lelateng, Negara mengatakan di tempatnya ada 11 warganya yang terkena chikungunya. Sementara di tempek dua, ada 3 orang. Meski sebagian sudah bisa berjalan, namun mereka masih merasakan sakit pada sendi-sendi dan sekujur tubuhnya.

Selanjutnya pihaknya berharap agar fogging dilakukan secara kontinyu. “Memang pernah ada fogging, tapi dilakukan sebulan lalu. Kalau dekat-dekat ini tidak pernah ” ujarnya.

Pihaknya juga berharap agar fogging dilakukan merata hingga ke gang-gang kecil. Karena selama ini hanya dilakukan di rumah dan got pinggir jalan.

Komang Arya, salah satu warga yang diduga terkena Chikungunya, ditemui di rumahnya mengatakan gejala awal dirasakan demam, selanjutnya badan dan persendiaan terasa nyeri. “Kalau dibawa berjalan terasa sakit. Badan juga terasa lemas” ujarnya.

Beberapa warga yang sudah pulih mengalami bentol-bentol di kulit.

Kepala Lingkungan Ketapang, Lelateng, Gusti Ngurah Putra Ariawan saat dikonfirmasi
membenarkan banyak warganya yang terkena penyakit mirip Chikungunya ini. Karena terdapat bintik-bintik pada sekujur tubuh. Bahkan ia dan istrinya juga terkena penyakit ini. “Beberapa memang sudah ada yang sembuh setelah berobat ke dokter.  Saya sudah koordinasikan dengan dengan Dinas (Kesehatan). Katanya untuk Lelateng fogging dilakukan tanggal 4 September depan, karena sudah dijadwalkan” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan, Putu Suasta mengatakan sejak ada laporan pihaknya langsung melakukan fogging massal. Namun apabila Demam Berdarah (DB), mendapat prioritas, karena penyakit yang dimbulkannya lebih fatal. “Untuk mencegahannya, selain dilakukan fogging, kami juga melakukan penyuluhan-penyuluhan” ujarnya. MT-MB