Jakarta, (Metrobali.com)-

Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) RI Laksdya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian menyampaikan pandangan akademik atas situasi terkini di Selat Taiwan pada Webinar Talking ASEAN yang diselenggarakan oleh The Habibie Center, Kamis (22/7).

Pembicara lain adalah Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwono dengan peserta dari beberapa pejabat kementerian dan lembaga negara, instansi pemerintah, kedutaan, think tank, akademisi dan media.

Makalah berjudul “Taiwan Strait Issue and Regional Maritime Security” disampaikan dengan baik oleh Laksdya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian dan mendapat apresiasi dari para peserta webinar.

Bagi ASEAN, Selat Taiwan juga termasuk salah satu hot spot yang harus diperhatikan dalam konteks keamanan regional. Konflik yang terjadi antara Cina berhadapan dengan Amerika Serikat memperebutkan Taiwan dapat berimbas ke perairan Asia Tenggara.

Sejarah dunia menunjukkan bahwa perang di suatu wilayah dapat meluas dan menjangkau wilayah lain, bahkan bisa memicu perang-perang baru sebagai dampak lanjutannya. Lebih mengkhawatirkan lagi jika skenario terburuk terjadi ketika Cina dan/atau Amerika Serikat menggunakan senjata nuklir. Radius penghancuran senjata nulkir tersebut dapat menjangkau wilayah semua negara di Asia Tenggara dalam waktu yang sangat cepat.

Pada saat diskusi, ditekankan pentingnya seluruh negara anggota ASEAN harus bersatu padu untuk melakukan berbagai inisiatif baru untuk mengurangi ketegangan di Selat Taiwan. Diplomasi pertahanan sebagai wujud nyata implementasi ilmu pertahanan ditujukan untuk mencegah terjadinya perang.

Indonesia dapat memimpin ASEAN pada kondisi Hot Peace untuk melakukan diplomasi pertahanan dua arah ke Cina dan ke Amerika Serikat. (son)