Gianyar (Metrobali.com) Bersama Ratu Selvi Agnesia, peraih Hibah Seni Kelola 2011, Bentara Budaya Bali menggelar workshop teater ‘Manajemen Produksi dan Tata Panggung’, Minggu (18/8).

“Workshop ini diniatkan untuk memberikan pendalaman wawasan mengenai kiat dan teknik manajemen produksi dalam menunjang sebuah penampilan teater, “ tutur Putu Aryastawa, penata acara BBB.

Hal ini merujuk bahwa kerap kali fenomena pertunjukan yang di atas panggung semata menitikberatkan pada estetika, namun kurang peduli pada upaya-upaya produksi, sehingga garapan yang dihadirkan menjadi kurang maksimal serta sering terkendala hambatan-hambatan yang bersifat sangat teknis.

“Justru sebenarnya dalam teater membutuhkan sinergisitas antara tim artistik pimpinan sutradara dan tim produksi yang dikomandoi pimpinan produksi. Keduanya sama-sama berperan penting mewujudkan pementasan dengan cita estetik mumpuni, sekaligus pengelolaan yang tertata rapi, terlebih seni pertunjukan di era sekarang ini memerlukan pendanaan yang kerap kali tidak murah, “ungkap Selvi Agnesia yang juga bergiat sebagai jurnalis dan penulis lepas ini.

Selain workshop, akan diputar cuplikan pementasan beberapa nomor pertunjukan dari Stage Corner Community, dimana Selvi terlibat sebagai tim produser, di antaranya “Ni Rangda” (Sutradara Dadang Badoet tahun 2010-2011) di Festival Teater Jakarta 2010, Universitas Tirtayasa 2011 dan STSI Bandung 2011 dan “Techno Ken Dedes” (peraih Hibah Seni Kelola untuk Karya Inovatif, 18-19 Oktober 2011 di Gedung Kesenian Jakarta, 30 Nopember 2011 di Teater Salihara, Jakarta). Ditayangkan juga cuplikan penampilan Teater Studio Indonesia “Bionarasi Tubuh Terbelah” (Sutradara Nandang Aradea), Nopember 2012 di Ikebukuro Tokyo sebagai acuan workshop.

Ratu Selvi Agnesia, lahir di Bandung, 30 Nopember 1986. Lulusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, saat ini melanjutkan studi di Magister Antropologi, Universitas Indonesia. Aktif sebagai jurnalis dan penulis lepas, bersama Hapie Joseph Aloysia menerbitkan buku kumpulan cerpen bertajuk “Anomali” (2011). Bekerja di Majalah ARTI, Jurnal Nasional dan Humas Dewan Kesenian Jakarta, sekaligus terlibat bersama Stage Corner Community, Teater Tetas, dan Teater Stasiun. Pernah menulis naskah “Kala” dan “Wong Asu” (adaptasi cerpen Seno Gumira Ajidarma) dan memenangkan penghargaan di Dramakala Festival 2012. Sejak tahun 2012-2013, fokus dengan TeaterStudio Indonesia Serang-Banten. Meraih penghargaan “Best Emerging Artist Program” di Festival Tokyo Award 2012.

Sebelumnya pada Juni lalu digelar pula workshop seputar seni peran dan pertunjukan teater bersama Anak Agung Mas Ruscitadewi.