Jembrana, (Metrobali.com)

Kota Negara sebagai Ibu Kota Kabupaten Jembrana akan dilakukan penataan sehingga terlihat lebih asri dan indah. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki.

Permasalahan trotoar dimanfaatkan untuk berdagang kembali menyeruak beberapa tahun belakangan. Bahkan di beberapa titik ruas trotoar pejalan kaki harus mengalah turun ke badan jalan jika hendak melintas di trotoar.

Guna menyelesaikan persoalan tersebut, Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan bersama Wakil Bupati (Wabup) Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) lebih memilih menggunakan pendekatan humanis, bukan dengan cara menggusur.

Para pedagang juga diajak berkomunikasi dan bagi yang tidak lagi menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan akan diberikan bantuan booth kontainer. Langkah ini agar para pedagang tetap bisa beraktivitas seperti biasa dalam menjalankan usahanya.

Anggaran bantuan booth kontainer bagi pedagang kecil diambil dari gaji Bupati dan Wakil Bupati Jembrana.

“Pedagang yang mau pindah, tidak lagi menggunakan trotoar untuk berdagang akan kita berikan bantuan booth kontainer sesuai kebutuhan,” ujar Bupati Kembang bersama Wabup Jembrana, Ipat, saat meninjau bantuan booth kontainer, Senin (17/3).

Pemberian booth kontainer bagi para pedagang kecil dengan harapan agar mereka tetap bisa menjalankan usahanya tanpa mengganggu ketertiban umum.

Program bantuan booth kontainer bagi pedagang kecil, kata Bupati Kembang, menggunakan gaji pertama dirinya selaku Bupati Jembrana dan dari Wabup Jembrana. Namun tidak menutup kemungkinan badan usaha lain juga ikut membantu para pedagang kecil.

“Program ini belum kami anggarkan. Kami sumbangkan gaji pertama kami untuk membeli booth kontainer. Kalau masih ada yang membutuhkan, gaji kedua siap kami gunakan sambil mencari CSR,” ungkapnya.

Bantuan booth kontainer diberikan kepada Ni Ketut Sri Wahyuningsih, salah seorang pedagang yang berjualan di atas trotoar jalan di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana Dengan pendekatan humanis, ia bersedia untuk tidak berjualan diatas trotoar dan diberikan tempat yang lebih nyaman. (Komang Tole)