Jakarta, (Metrobali.com)-

Korupsi Menjadi “Budaya”, Wajah Buruk Kekuasaan di Indonesia. Ethos kerja masyarakat dibuat hancur, di buat masyarakat menjadi pengemis dan peminta-minta, kemudian dikuasai melalui dana bansos yang merupakan korupsi politik. Bentuk paling buruk kekuasaan, pasca Indonesia Merdeka.

Hal itu dikatakan Jro Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi dan kecenderungan masa depan, Kamis 20 Februari 2024 terkait perkembangan politik akhir akhir ini di Indonesia dengan munculnya demo mahasiswa di Jakarta dan tagar @kaburajadulu.

Dikatakan, fenomena dan peristiwa politik saat ini adalah produk dari cara berpikir skeptis, mengalami kompleks rendah diri, akibat dari penjajahan yang terlalu lama oleh bangsa asing dan bangsa sendiri melalui feodalisme yang tidak kalah kejamnya.

“Sebetulnya anak bangsa di bumi Nusantara ini, adalah orang-orang hebat, dengan ethos dan tradisi Maritim yang unggul,” kata I Gde Sudibya.

Sejarawan ternama Prof.Yuval Noah Harari dalam bukunya yang Best salers mendunia SAPIENS, menyatakan kota nelayan pertama di dunia dengan teknologi penangkapan ikan pertama, ditemukan di sebuah gugusan pulau di atas Australia, yang kemudian hari bernama Nusantara dan kemudian Indonesia.

Buku SAPIENS, kata I Gde Sudibya merupakan buku rangkuman perjalanan sejarah manusia melalui hasil riset serius, semenjak 7 juta tahun lalu, dari ditemukan manusia pertama di Afrika Timur.

Gelising cerita, sisi kelam dari budaya di atas, kembali subur dalam sepuluh tahun terakhir, dalam “dasa muka” prilaku: korupsi kekuasaan, politik dinasti, Korupsi, Kolusi, Nepotisme, hukum dijadikan instrumen rekayasa sosial untuk melanggengkan kekuasaan dengan melanggar etika.

Menurutnya, dampak sangat nyata di bidang ekonomi, 10 juta kelas menengah “tersungkur” menjadi kelompok masyarakat yang rentan miskin, 23 persen genzi, setara dengan 10 juta orang, tidak: sekolah, bekerja dan tidak punya harapan masa depan.

“Dan, yang terakhir terjadi eksodus anak muda yang meninggalkan negeri, yang tidak punya harapan masa depan. “Lautan: kemiskinan menjadi ELEGI, “dipertontonkan” dan kemudian “dibeli” dengan dana negara berupa BLT dan sejenisnya untuk memperpanjang kekuasaan,” katanya.

Dikatakan, sejarah bangsa Indonesia akhir akhir ini patut dicatat dalam perkembangan politik yang buruk. Ethos kerja masyarakat dibuat hancur, di buat masyarakat menjadi pengemis dan peminta-minta, kemudian dikuasai melalui dana bansos yang merupakan korupsi politik.

“Inilah fenomena bentuk paling buruk kekuasaan, pasca Indonesia Merdeka,” kata Jro Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi dan kecenderungan masa depan.

Jurnalis : Nyoman Sutiawan