Webinar  peluncuran buku yang berjudul “Sampah, Amanah, Rupiah”. 

Jakarta (Metrobali.com)-

Terus berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola pengelolaan sampah di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Bank Dunia melalui Oceans-Multi Donor Trust Fund (Oceans-MDTF) Program meluncurkan buku yang berjudul “Sampah, Amanah, Rupiah”. Buku ini merupakan salah satu media pembelajaran dan motivasi bagi masyarakat dalam praktik pengembangan bank sampah sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep ekonomi sirkular.

Menjalankan amanat Peraturan Presiden No.97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga (Jakstranas) yang juga diturunkan pada PERDA Jakstrada, Seluruh pihak terus saling bahu membahu dalam mengatasi permasalahan ini. “Komitmen yang lebih serius mengenai penanganan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025 diamanatkan pada PERPRES 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut juga menjadi dasar bagi kita semua dalam melaksanakan kegiatan ini,” buka Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti. Menurutnya, Bank Sampah juga merupakan sarana pengurangan sampah melalui Gerakan 3R, Reduce Reuse Recycle.

Buku ini merupakan inisiatif bersama yang menggambarkan perjuangan para tokoh, pendiri dan pengelola bank sampah. “Data BPS menunjukan pertumbuhan bank sampah yang meningkat signifikan, dimana tahun 2020 sudah terdapat 11.330 bank sampah, ini berarti terjadi perkembangan hingga 11 kali lipat dari tahun 2014 lalu,” ungkap Deputi Nani. Jumlah ini harus menjadi salah satu kanal yang mendorong perubahan perilaku pengelolaan sampah yang berjalan berkesinambungan dari rumah. Aksi nyata seperti implementasi kebijakan, penguatan koordinasi lintas kementerian, improvisasi teknologi hingga mendorong perubahan perilaku bagi semua pihak terus digencarkan.

Webinar yang bersifat panel ini mengundang empat narasumber, yaitu Teguh Usis selaku Penulis Buku “Sampah, Amanah, Rupiah”, Bambang Suwerda selaku ketua Bank Sampah Gemah Ripah Bantul, Ninik Nuryanto selaku ketua Bank Sampah Induk Gesit Jakarta, dan Syaifuddin Islami, Ketua Bank Sampah Andalas Sepakat, Padang. Tidak hanya itu, turut menjadi penanggap yaitu Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Nurdiana Darus selaku Head of Corporate Affairs & Sustainability PT Unilever Indonesia, serta IB Yoga Atmaja seorang Sosiolog.

“Para pendekar sampah ini merupakan sosok yang berjalan di jalan sunyi. Orang-orang yang bergelut dengan sampah ini memiliki hati yang luar biasa, demi Indonesia,” ungkap Teguh. Menurutnya, kegiatan Bank Sampah ini harus terus di gemakan agar semakin banyak masyarakat yang turut berpartisipasi. Bambang Suwerda yang merupakan salah satu pelopor bank sampah di Indonesia menyatakan bahwa dalam mengolah sampah tidak hanya melihat nilai ekonomi, tetapi juga regenerasi, “Anak muda sangat luar biasa semangatnya. Mereka mau turun langsung, dan memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat sekitar dalam mensosialisasikan pemilahan sampah,” ungkapnya.

Selain itu, Ibu Ninik Nuryanto selaku Ketua Bank Sampah Jakarta mengungkapkan berbagai dinamika yang dihadapi. Menurutnya, Pemerintah Daerah DKI banyak memberikan bantuan dalam bentuk tenaga dan wawasan. Ia juga mengungkapkan proses edukasi terhadap pilah sampah khususnya bagi masyarakat Jakarta Selatan telah menunjukan efektivitasnya. Dari Sumatera Barat, Syaifuddin mengungkapkan bahwa ada 140 bank sampah yang tersebar di daerahnya, walaupun pada awalnya sosialisasi terkait bank sampah begitu sulit untuk dilakukan. Menurutnya, konteks kultural menjadi hal yang begitu penting untuk dipertimbangkan.

“Para penggelut Bank Sampah ini merupakan pahlawan Indonesia yang sebenarnya,” ungkap Novrizal Tahar. Menurutnya, telah tercipta sebuah kebiasaan baru terkait bank sampah dan buku ini merupakan bentuk literasi yang penting bagi generasi muda.

Sebagai penutup, Rofi Alhanif, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kemenko Marves menuturkan bahwa sudah ada transformasi luar biasa dalam konteks persampahan di Indonesia, dimana Bank Sampah merupakan salah satu media yang turut mendorong perubahan tersebut. “Kini, masyarakat melihat bahwa sampah memiliki nilai ekonomi dan hal ini digerakan salah satunya oleh bank sampah. Luar biasa sekali, dan ini betul-betul kultur bangsa Indonesia,” tuturnya. Ada aspek gotong royong, kerelawanan, dan militansi yang mencerminkan DNA bangsa Indonesia. Diharapkan, kedepannya kualitas dan kuantitas bank sampah dapat terus ditingkatkan oleh para pengelola melalui sinergi dengan pihak-pihak terkait.

Berbagai nilai kemasyarakatan seperti gotong royong, kerja sama, dan dengan dukungan pemerintah diharapkan mampu terus menghidupkan bank sampah di seluruh Indonesia. Aktivitas pilah sampah diharapkan terus hidup di masyarakat, edukasi juga diharapkan untuk terus digalakan oleh berbagai pihak. Buku ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi, memperluas wawasan, serta mampu menimbulkan semangat untuk terus melakukan aktivitas terkait bank sampah.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi