Jakarta, (Metrobali.com) –

Bank Mandiri meluncurkan lembaga riset independen, yaitu Mandiri Institute untuk menciptakan sinergi menuju Indonesia terintegrasi atau “incorporated”.

“Keberadaan lembaga ini sejalan dengan visi kami untuk memakmurkan negeri dan misi menjadi bank terbaik di ASEAN pada 2020,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Budi mengatakan Bank Mandiri percaya keterlibatan berbagai narasumber kompeten dalam lembaga itu akan memberikan perspektif yang komprehensif. Langkah itu, menurut dia, bisa membuat MI menghasilkan keluaran yang mampu menciptakan Indonesia yang lebih baik di masa depan.

“Indonesia tercatat sebagai negara terbesar ke 16 di dunia dengan nominal PDB Rp8.800 triliun atau 842 miliar dolar AS, pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam tiga tahun terakhir 6,2 persen dan paling stabil di kawasan,” ujarnya.

Selain itu, menurut Budi, PDB per-kapita Indonesia telah mencapai 3.563 miliar dolar AS di 2013, hampir lima kali lipat sejak krisis 1997/ 1998. Dia mengatakan situasi tersebut, Indonesia berpotensi menjadi negara terbesar ke tujuh di dunia di 2030.

“Capaian itu ditopang pertumbuhan kelas menengah dan penduduk usia muda Indonesia sehingga menjadikan peluang pasar yang besar di jasa konsumen, pertanian dan perikanan, sumber daya alam, pendidikan hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS di 2030, meningkat tiga kali lipat dibandingkan saat ini,” katanya.

Ketua Dewan Penasihat MI Darmin Nasution mengatakan Mandiri Institute didukung tim peneliti dan pengembangan yang handal dan dapat dipercaya dalam setiap pengambilan kebijakan yang dibutuhkan Indonesia untuk menjadi negara besar.

Kelebihan itu, menurut Darmin, yang ditawarkan MI, lembaga yang didedikasikan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan publik terbaik melalui interaksi aktif antar pemangku kepentingan.

“MI di tahun pertama akan memfokuskan kajian pada tiga tema utama yaitu keuangan inklusif, pendalaman sektor keuangan dan kewirausahaan,” katanya.

Dia menjelaskan pemilihan tiga tema itu sejalan dengan semangat pemerintah yang ingin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembagunan ekonomi nasional.

Selain itu, menurut dia, secara umum aktivitas MI meliputi diskusi ahli, konferensi kebijakan publik program pengkajian, serta rapat dewan penasehat.

“Hasil kajian MI meliputi antara lain Laporan Mandiri Institute, indikator Ekonomi dan Keuangan Mandiri Institute, konferensi dan seminar serta penghargaan,” ujarnya.

Dia mengatakan MI akan melakukan kemitraan dalam kegiatan pengkajian, penyebaran hasil riset, program internship dan program fellowship.

Kegiatan itu, menurut dia, dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai universitas, lembaga nirlaba, organisasi internasional, dan tokoh bisnis.

(Ant) –