Washington  (Metrobali.com)

Jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan parah di seluruh dunia telah merosot tajam selama tiga dasawarsa terakhir, tapi sebanyak 400 juta anak masih hidup dalam kondisi yang sangat parah, yang memerlukan upaya penanggulang mendesak.

Ada kurang dari 721 juta orang yang hidup dalam kemiskinan parah pada 2010 –yang didefinisikan sebagai kurang dari 1,25 dolar AS per hari– dibandingkan dengan jumlahnya pada 1981. Namun jumlah tak proporsional anak kecil termasuk di antara mereka, kata Bank Dunia di dalam satu laporan yang disiarkan pada Kamis (10/10).

“Kami telah menyaksikan gerakan bersejarah orang yang mengentaskan diri mereka dari kemiskinan selama tiga dasawarsa terakhir. Namun jumlah anak yang hidup dalam kemiskinan tak meninggalkan keraguan bahwa masih ada banyak tugas yang haru dikerjakan,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim di dalam satu pernyataan.

“Kita dapat mencapai sasaran kita, mengakhiri kemiskinan dan mendorong kemakmuran bersama, termasuk pembagian kemakmuran itu dengan generasi masa depan, tapi jika kita bekerjasama secara mendesak. Anak-anak tak boleh dibiarkan secara kejam hidup tanpa harapan, tanpa pendidikan yang baik, dan tanpa akses ke perawatan kesehatan yang berkualitas. Kita harus berbuat lebih banyak buat mereka,” kata Kim.

Meskipun pengentasan orang miskin bergerak secara mencolok di negara yang berpenghasilan menengah seperti China dan India, negara dengan penghasilan rendah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih lamban, kata laporan itu.

Sebanyak 33 persen orang yang sangat miskin hidup di negara dengan penghasilan rendah pada 2010, sedangkan mereka berjumlah 13 persen pada 1981, kata laporan tersebut, yang dikeluarkan sebelum pertemuan pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional pada Jumat.

“Temuan bahwa lebih dari 400 juta anak hidup dalam kemiskinan parah dan banyak anak lebih mungkin hidup dalam kemiskinan dibandingkan dengan orang dewasa sangat mengganggu. Sebabnya ialah, ini dapat meningkatkan tenaga kerja anak dan menciptakan perangkap kemiskinan antar-generasi,” kata Kaushik Basu, Kepala Ahli Ekonomi dan Wakil Senior Presiden Bank Dunia, di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. “Oleh karena itu, jika kita ingin membuat lekukan yang berkesinambungan dalam kemiskinan global, ini lah tempat yang memerlukan perhatian utama kita.” Laporan tersebut juga mendapati orang miskin pada 2010 sama buruknya dengan kondisi mereka pada 1981, dengan pengecualian India dan China. (Ant/Xinhua-OANA)