Foto: Di tengah guyuran hujan, Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) turun langsung meninjau lokasi banjir rob di Subak Babakan Bayu, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana bersama Bupati Jembrana Nengah Tamba dan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Muhamad Noor pada Jumat 7 Juli 2023.

Jembrana (Metrobali.com)-

Kepedulian Anggota DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) kepada masyarakat petani tidak pernah padam. Walaupun tidak lagi bertugas di Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, wakil rakyat yang kini bertugas di Komisi II DPR RI ini masih konsisten rajin turun menemui petani di seluruh, berbagi suka duka bersama para “pahlawan penjaga ketahanan pangan” ini.

Wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi juga bergerak cepat begitu mendengar musibah yang menimpa para petani seperti yang terjadi akibat dampak banjir rob di Subak Babakan Bayu, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Sekitar 30 hektar sawah petani yang padinya sudah siap panen terendam banjir dan kerugian ditaksir mencapi miliaran rupiah.

Prihatin dengan kondisi ini, Adhi Mahendra Putra langsung turun meninjau lokasi banjir pada Jumat 7 Juli 2023 bersama Bupati Jembrana Nengah Tamba dan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Muhamad Noor. Di tengah guyuran hujan, Adhi Mahendra Putra menyerap aspirasi para petani dan mendorong pihak terkait agar segera ada solusi guna mengatasi banjir susulan dan meminimalisir kerugian petani.

Secara khusus pihaknya juga menggandeng Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk bersama-sama mencari solusi bagaimana menanggulangi banjir yang ada di Subak Babakan Bayu yang luasnya mencapai kurang lebih sekitar 60 hektar, sementara yang terdampak banjir sampi 30 hektar. Mirisnya lagi, padi yang siap untuk dipanen terendam air banjir.

Adhi Mahendra Putra yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini kemudian meminta kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk segera mengirimkan ekskavator untuk melakukan normalisasi sungai. “Setelah kita tahu alur sungai itu harapan saya dengan segera adanya perencanaan dan pembangunan 2 tanggul, yakni tanggul ujung dan tanggul tengah sehingga ada alur aliran sungai yang sudah bisa diatur tata kelolanya dengan baik. Ini akan sangat berdampak kepada kelangsungan pertanian kita di sini,” ujar wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Wakil rakyat yang sudah mengabdi dua periode di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini menambahkan banjir tersebut telah membuat masyarakat, terutama petani setempat mengalami kerugian besar diperkirakan mencapai Rp 1,2 miliar.  “Lalu kita hitung di sini, hasil pertanian di sini per hektar itu hasil panennya kurang lebih 9 ton per hektar. Kalau sekarang 9 ton berdampak kepada 20 sampai 30 hektar, jadi kurang lebih sekitar 200 ton. Nominalnya gabah itu sekarang 4 000, sedangkan yang keringnya sudah sampai 6000. Tinggal dikalikan saja. Segitu lah kerugian rakyat kita, 200 ton dikalikan 6000, sekitar 1,2 miliar kerugian masyarakat,” papar politisi Golkar asal Kerobokan, Kabupaten Badung ini.

Sekali lagi pihaknya mendorong untuk sesegera mungkin dilakukan normalisasi terkait dengan alur sungai yang ada di subak Babakan Bayu, mengingat cukup tingginya kerugian yang dialami oleh para petani. “Maka saya mendorong segera mungkin adanya normalisasi alur sungai yang ada di sini,” pugnkas Adhi Mahendra Putra yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

Sementara itu Bupati Jembrana Nengah Tamba mengapresiasi aksi nyata Adhi Mahendra Putra yang telah menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat dan turung langsung melihat subak yang terdampak banjir rob. “Astungkara mari kita berdoa dan mendukung perjuangan bersama ini agar persoalan banjir bisa segera diatasi. Paling kita bisa bantu dengan bantuan ekskavator, dengan alat-alat berat yang seperti itu. Tetapi itu tidak akan menyelesaikan masalah dalam jangka panjang, makanya kita akan cari solusi terbaik,” kata Bupati Tamba.

Lebih lanjut Bupati Tamba mengatakan bencana banjir rob ini terjadi setiap tahun karena air laut naik. Karenanya akan dicarikan solusi jangka panjang dan agar bisa mencegah banjir tidak berulang lagi. “Solusinya adalah dengan menormalisasi aliran sungai dan kemudian membangun penanggulangan abrasi,” tandasnya.

Sementara terkait dengan banjir rob tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Muhamad Noor mengatakan memang sudah menjadi tugas Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk melihat langsung titik-titik rawan banjir yang nantinya bisa ditangani dengan cepat. “Terkait banjir seperti ini memang tugas kami seperti ini melihat kondisi titik-titik yang rawan banjir, yang mungkin bisa kami tangani secara cepat dengan memakai peralatan yang kami punya kami kerahkan ke sini,” ungkapnya.

Untuk penanganan banjir rob tersebut, dia menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan survei terlebih dahulu untuk menilai dan menentukan penggunaan alat berat. “Nanti juga kita melakukan survei ke sini, mobilisasi ekskavator memungkinkan apa tidak, efektif apa tidak, itu yang akan kita lihat nanti di sini ini akan segera lihat nanti,” terang Muhamad Noor.

Selain itu pihaknya juga akan melalukan studi terkait dengan penyebab banjir rob tersebut bisa terjadi setiap tahun dan sekaligus menentukan penanganannya. “Kita akan melakukan studi di daerah sini, mungkin ada penataan-penataan jaringan tata air di sini, termasuk juga bagaimana mengatasi rob itu,” terangnya.

Di sisi lain Komang Supardi selaku Kelian Subak Babakan Bayu menerangkan banjir rob tersebut rutin terjadi dua kali dalam setahun dengan intensitas banjir yang selalu meningkat. Ditambahkannya sekitar 25 hingga 30 hektar sawah terdampak banjir rob tersebut. Sementara petani yang terdampak sekitar 40 KK. Komang Supardi juga sangat menyayangkan banjir terjadi saat padi sudah mulai menguning dan siap untuk dipanen dalam hitungan pekan.

“Ini sudah hampir panen padinya, sudah menguning, tinggal menghitung lagi 14 hari untuk masa panen. Sedangkan padi terendam oleh air yang menyebabkan tidak bisa dipanen dan mungkin hasilnya tidak baik atau busuk dan sulit untuk dijual,” tuturnya.

Komang Supardi berharap agar bantuan penanggulangan abrasi dan banjir rob bisa segera terealisasikan. Ia juga memohon bantuan kepada Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi), pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida serta Bupati Jembrana Nengah Tamba. “Harapannya semoga cepat diberikan penanggulangan agar petani bisa bahagia,” tandasnya. (wid)