Denpasar (Metrobali.com)-

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, meminta seluruh jajarannya untuk menghindari kerja sama bantuan atau pinjaman dari negara lain dalam membangun infrastruktur. Ia berdalih APBN Indonesia masih mampu untuk membiayai berbagai infrastruktur yang dirancang.

“Saya mengharapkan kalau bisa menghindari pembangunan dengan pinjaman asing. Mari kita membangun dengan rupiah, bukan dengan mata uang asing,” kata Djoko saat membuka Rapat Kerja Terbatas Kementerian PU Wilayah Timur di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat 2 November 2012. Tahun 2013 misalnya. Anggaran Kementerian PU meningkat menjadi Rp79,55 triliuan dari tahun ini yang hanya mencapai Rp75,24 triliun.

“Dengan besarnya anggaran itu, seluruh jajaran PU diharapkan mampu menjalankan amanah dan kepercayaan negara serta rakyatnya dengan baik dan berhasil,” harap dia. Untuk memperlancar berbagai pembangunan, Djoko meminta agar proses pelelangan harus sudah dimulai pada November ini.

Selain besarnya ketersediaan anggaran, hal lain yang membuat Djoko mewanti-wanti agar tak bekerjasama dengan asing adalah karena pembangunan infrastruktur dengan biaya negara lain sering ngadat.

Ia mencontohkan saat dirinya menandatangani kerja sama dengan Pemerintah Cina untuk pembangunan infrastruktur jalan. Tanda tangan kontrak kerja dilakukan untuk kurun waktu satu tahun. Tenderpun sudah dilakukan sejak tahun 2011.

“Tapi hingga saat ini proyek tidak berjalan karena belum ada persetujuan prinsip dari Loan. Proyek tersebut sudah masuk DIPA, tetapi mandek. Maka diharapkan menghindari bantuan asing karena banyak merepotkan dan bisa membuat pembangunan tidak berjalan,” terang Djoko.

Menurut Djoko, mandegnya proyek yang didanai asing itu lantaran beberapa kendala. Di antaranya dari aspek teknis, sosial, lingkungan dan aspek lainnya yang bisa memperlambat proyek tersebut. BOB-MB