Prof Windia

Denpasar (Metrobali.com)-

Guru Besar Universitas Udayana Prof. Dr. Wayan Windia menilai perlunya Pemerintah Provinsi Bali melakukan penelitian secara luas dan mendalam untuk mengukur keberhasilan dalam mengentaskan masalah kemiskinan di daerah ini.

“Upaya itu akan memperoleh data akurat untuk perencanaan program pembangunan lebih lanjut yang menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat,” kata Prof Windia yang juga ketua pusat penelitian subak Unud di Denpasar, Kamis (30/4).

Ia mengatakan, penelitian tentang kemiskinan itu menyangkut berbagai hal antara lain jenis kemiskinan, garis kemiskinan, di mana mereka sedang berada, dan upaya pengentasan yang tepat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, masyarakat miskin di Bali mencapai 195.950 orang atau 4,76 persen dari jumlah penduduk Pulau Dewata hingga September 2014, meningkat 10.750 orang atau 0,23 persen dibandingkan pada Maret 2014 tercatat 185.200 orang (4,53 persen).

Meskipun orang miskin di Bali jumlahnya meningkat, namun masih tetap menempati urutan kedua tingkat nasional orang miskin terkecil di Indonesia, setelah DKI Jakarta.

Penduduk dengan pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan itu selama periode Maret 2014 hingga September 2014 terjadi penambahan baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

Windia mengingatkan, hingga kini masih cukup banyak penduduk miskin di Bali seperti pengemis dan gelandangan. Hal itu menunjukkan bahwa kemiskinan tampaknya akan selalu tetap ada, betapapun program pengentasan kemiskinan telah dilaksanakan.

Hal itu akibat alasan kultural, disamping secara absolut tercatat masyarakat miskin karena ada kecendrungan garis kemiskinan yang digunakan akan terus berkembang, sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional.

Oleh sebab itu adalah tugas pemerintah untuk terus bekerja mengentaskan kemiskinan dan terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujar Prof Windia.

Untuk itu dukungan dan peranserta masyarakat perlu ditingkatkan, terutama pengusaha yang berinvestasi di Bali. Demikian pula peranan adat di Bali lebih dimaksimalkan dalam pengentasan kemiskinan, terutama warga di wilayahnya.

Windia menambahkan, pelaksanaan program pengentasan kemiskinan bidang pangan di Bali efektivitasnya lebih rendah dibandingkan pengentasan kemiskinan bidang pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian program bidang pendidikan dan kesehatan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dibandingkan dengan bidang pangan, ujar Prof windia. AN-MB