Wagub Ketut Sudikerta menggelar rapat koordinasi
Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM memberi perhatian khusus untuk pengembangan energi bersih dan terbarukan di daerah Bali. Bahkan, pusat akan menjadikan Bali sebagai center of excellence pengembangan energi bersih dan terbarukan. Dengan dukungan dana dari APBN, pusat menargetkan rencana ini sudah terimplementasi di awal tahun 2016.

Keseriusan pemerintah pusat ditindaklanjuti Wagub Ketut Sudikerta dengan menggelar rapat koordinasi yang melibatkan sejumlah pimpinan SKPD dan unsur terkait, Sabtu (13/6) di Ruang Pertemuan Wakil Gubernur Bali. Rakor bertujuan mematangkan blue print pengembangan energi bersih terbarukan sebagaimana yang digagas pusat.

Dalam kesempatan itu, Tenaga Ahli Energi Terbarukan Kementarian ESDM William Sabandar memaparkan rencana pusat menjadikan Bali sebagai pilot project pengembangan center of excellence bio energi bersih dan terbarukan. Kementerian ESDM akan menyiapkan alokasi dana yang memadai untuk memuluskan rencana ini. Sebagai langkah awal, pihaknya ingin mendapat masukan dari pemerintah daerah untuk nantinya diakomodir dalam perencanaan yang lebih matang. “Kami ingin mendapat informasi mengenai potensi energi yang dapat dikembangkan,” ujar William.

Kata William, Bali akan memetik banyak manfaat jika rencana ini terealisasi. Selain kemandirian energi, pusat pengembangan ini juga diharapkan menjadi destinasi baru dalam dunia pariwisata. “Ambisi kami, pusat pengembangan energi itu nantinya akan menjadi pusat studi dan penelitian bagi ilmuwan dari seluruh dunia,” tambahnya.

Wagub Ketut Sudikerta menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh rencana pemerintah menjadikan Bali sebagai pusat pengembangan energi bersih dan terbarukan. Hal ini, tambah Wagub, sejalan dengan upaya Bali mewujudkan kemandirian energi. Karena sejauh ini, Bali masih sangat tergantung dengan suplai energi dari Pulau Jawa.

Dikatakan, selain untuk kemandirian energi, saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan optimalisasi pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan seperti solar cell, hydropower dan gas. “Target kami adalah mengurangi ketergantungan terhadap penghasil energi yang kurang ramah lingkungan seperti diesel dan sejenisnya,” Sudikerta menambahkan.

Bali, kata Wagub, punya beberapa sumber energi ramah lingkungan yang bisa digarap seperti bendungan Titab dan Telaga Waja untuk hydropower energi. Selain itu, tenaga surya dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi juga sangat potensial untuk dikembangkan. Jika potensi ini digarap secara maksimal dan terintegrasi, dia yakin Bali dapat mewujudkan kemandirian energi dan kelestarian lingkungan secara bersamaan. Bahkan, dia punya obsesi, suatu saat Bali dapat mensuplai energi untuk daerah lain.

Mengingat urgensinya, Wagub berharap agar koordinasi terus dilakukan agar rencana ini dapat terealisasi di awal tahun 2016. “Mengenai lokasi, kami punya lahan milik provinsi yang bisa dijajaki pemanfaatannya,” tambahnya.

Wagub juga menyarankan agar pusat pengembangan energi itu dibangun di wilayah timur karena saat ini belum ada pembangkit energi di kawasan tersebut.

Asisten Bidang Ekonomi Pemerintahan dan Kesra Ketut Wija menyarankan agar pihak kementerian ESDM melakukan presentasi lebih detail mengenai rencana ini. Rakor juga dihadiri Kepala Bappeda Provinsi Bali Putu Astawa, Kadis PU Nyoman Astawa Riadi, Karo Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali Nengah Laba, GM PLN Distribusi Bali Dodi Pangaribuan dan Marketing Manager Pertamina Andianto Hidayat. AD-MB