Made Buana Duwuran

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali berupaya menjajaki jambu mete hasil produksi petani kebun di daerah ini untuk bisa menjamah pasar ekspor, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaan “Untuk melangkah ke arah itu perlu adanya pengetahuan yang memadai bagi petani terutama dalam memproses buah mete setelah panen supaya siap ekspor,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Ir IDM Buana Duwuran, M.P, Kamis (11/9).

Pemerintah dalam uapaya meningkatkan ekspor komoditas perkebunan, sekaligus memanfaatkan peluang yang ada, Dinas Perkebunan Bali terus melakukan berbagai terobosan yang pada intinya mendongkrak pendapatan para petani.

Dinas Perkebunan Bali tahap awal menggelar bimbingan teknis (Bintek) akselerasi ekspor komoditi perkebunan khususnya jambu mete yang diikuti oleh para petani dari wilayah pengembangan jambu mete di daerah ini.

Buana Duwuran menambahkan, pihaknya sudah menberikan pelatihan kepada 20 peserta dari kelian subak abian pengolah komoditas jambu mete, petugas teknis yang menangani pengolahan matadagangan perkebunan di Kabupaten Buleleng dan Karangasem.

Melalui Bimtek ini, diharapkan mampu memanfaatkan peluang yang ada termasuk peningkatan ekspor komoditas unggulan perkebunan dengan tetap berupaya memaksimalkan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.

Bali selama ini sudah memasarkan kopi, vanili dan kakao ke pasaran ekspor dengan perolehasn devisa sebesar 1,3 juta dolar AS selama periode Januari-Juli 2014, naik 138 persen dibanding periode yang sama 2013 yang hanya 563.000 dolar.

Petani Bali mampu memasarkan mete ke pasaran ekspor tentu akan mampu memperbanyak perolehan devisa, karena mete memiliki pangsa pasar yang cukup luas terutama ke negara Eropa, Amerika Serikat dan negara lainnya.

Buana Duwuran menjelaskan, luas areal jambu mete di Bali sampai akhir tahun 2013 tercatat 12.443 hektare dengan produksi 3.735.954 ton gelondong kering dengan wilayah pengembangan terbanyak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. AN-MB