Denpasar (Metrobali.com)-
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali akan digelar 15 Mei 2013. Pesta demokrasi lima tahunan itu diharapkan mampu menyuguhkan atraksi terseniri bagi wisatawan. Demikian diutarakan Wakil Ketua DPRD Bali, I Ketut Suwandhi, Kamis 20 September 2012.

Suwandhi menyebut atraksi Pilgub Bali 2013 dengan istilah pariwisata Pilkada. “Kita ingin Bali ini menjadi pilot project pemilu damai tanpa mengurangi kualitas, sehingga hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara,” kata Suwandhi.

Bagi Suwandhi konvoi pengerahan massa oleh partai politik saat kampanye sudah tak sesuai dengan konteks kekinian. Penjabaran visi misi dan dialog kandidat, menurut dia, adalah tawaran yang mesti dikedepankan untuk membangun Bali ke depan.

“Itu pertanda bahwa dalam setiap even menjadi lebih berkualitas. 2013 (Pilgub Bali) kami akan usulkan begitu,” ungkap politisi Partai Golkar itu.

Sebagai misal, Suwandhi berharap pemasangan alat peraga kampanye dilakukan secara serentak di titik yang disetujui oleh pemkab/pemkot se-Bali. “Misal pemasangan spanduk atau bendera. Itu dilakukan dengan ukuran sama, tiang yang sama, di satu titik yang diizinkan. Sehingga tak ada lagi alat peraga yang tertinggal setelah Pilkada,” kata dia.

“Saat ini kan setelah hajatan Pilkada usai, masih banyak alat peraga yang tertinggal, tidak diurus si empunya. Belum lagi striker yang merusak pemandangan dan membuat kumuh kota. Kita ingin hal ini dibenahi,” tekan Suwandhi lagi.

Yang terpenting dalam Pilkada, sambung Suwandhi, adalah kondusifitas keamanan dan kenyamanan masyarakat. “Jangan pemilu itu dianggap sebagai gawe yang gawat. Mari kita tunjukkan kondusifitas untuk Bali. Masyarakat bisa tenang bekerja, dinamika demokrasi pun berjalan lancar,” imbuh dia.

Sementara itu, menjelang Pilgub Bali 2013, Partai Golkar masih menunggu untuk membuka pendaftaran kandidat. Rencana pembukaan pendaftaran beberapa waktu lalu hingga kini masi ditunda, oleh karena partai asuhan Aburizal Barie itu tak ingin melanggar juklak partai.

“Pendaftaran ditunda karena memang belum waktunya. Kami lakukan itu agar tidak bertentangan dengan juklak partai dalam Pilgub. Sesuai juklak, pendaftaran dibuka 6 bulan sebelum pemilihan,” terang Suwandhi.

Ia juga menyatakan hingga saat ini Partai Golkar belum melakukan komunikasi politik dengan siapapun. “Kalau ada dinamika di grass root itu kan wacana. Soal penentuan kandidat, master key-nya ada di pusat. Masukan dari daerah itu didengar berdasarkan data. Data apa itu, tentu saja adalah hasil survei,” tutup Suwandhi. BOB-MB