panusunan siregar 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali mengekspor pakaian jadi bukan rajutan senilai 4,90 juta dolar AS selama Agustus 2014, atau meningkat 9,95 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya senilai 4,46 juta dolar AS.

“Jika dibandingkan bulan sebelumnya, Juli 2014, perolehan devisa itu menurun 13,75 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Senin (6/10).


Ia mengatakan pasaran Amerika Serikat menyerap 18,42 persen dari total nilai ekspor pakaian jadi bukan rajutan tersebut, menyusul Australia 16,84 persen dan Inggris 11,26 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Singpura 7,70 persen, Hong Kong 3,55 persen, Thailand 1,18 persen, Belanda 0,90 persen, Prancis 6,83 persen, Brazil 2,56 persen dan 27,24 persen sisanya diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Pakaian jadi bukan rajutan merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga yang mampu bersaing di pasaran ekspor.

Panasunan Siregar menambahkan, pakaian jadi bukan rajutan yang menembus pasaran luar negeri itu dirancang dengan disain yang unik dan menarik, termasuk dipadukan dengan manik-manik yang disenangi konsumen mancanegara.

Pakaian hasil sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali mampu memberikan kontribusi sebesar 24,78 persen terhadap total ekspor Bali yang mencapai 38,90 juta dolar AS.

Ekspor Bali secara keseluruhan untuk bulan Agustus 2014 meningkat 14,64 persen dibandingkan bulan yang sama 2013 yang tercatat 33,94 juta dolar AS.

Seorang pengusaha eksportir TPT Bali, Ni Nyoman Sukerti dalam kesempatan terpisah menjelaskan, realisasi perdagangan ekspor pakaian jadi hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali kini tidak secerah belasan tahun silam, namun tetap ada saja yang dikirim ke pasaran ekspor terutama ke Amerika Serikat.

Perdagangan pakaian jadi sekarang tidak lagi yang terbesar, melorot dari peringkat pertama menjadi keurutan ketiga setelah kerajinan kayu dan ikan termasuk udang.

Dengan demikian banyak pengusaha pakaian di Pulau Dewata sekarang tidak lagi terlalu bergairah, mengingat pangsa pasar yang semakin berkurang, disamping adanya persaingan ketat dari negara tetangga. AN-MB