furniture bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali mengekspor barang-barang furniture antik terbanyak ke Amerika Serikat, meskipun persaingan aneka barang perabotan rumah tangga di pasaran antarbangsa cukup ketat.

“Hal itu berkat terobosan dan kreativitas perajin Bali memproduksi matadagangan yang jenisnya antik dan sangat diminati konsumen mancanegara,” kata Mudita, salah seorang eksportir berbagai jenis furniture, di Gianyar, Selasa (16/9).

Pengusaha furniture negara tetangga juga gencar mengisi aneka barang serupa ke pasaran ekspor, namun perajin Bali mampu memproduksi barang yang memiliki pangsa pasar khusus.

Ia yakin perajin Bali yang dinilai kreatif memadukan seni tradisional dengan yang berkembang di negara konsumen, maka barang kerajinan antik produksi seniman dan perajin Pulau Dewata ini akan tetap laku ke pasar ekspor.

Hal itu terbukti masih ada pesanan yang diterima pengusaha dan perajin Bali terhadap permintaan di tengah krisis keungan global, kondisi itu menunjukkan furniture asal Bali masih memiliki peminat panatik di negeri Paman Sam tersebut.

Pria pengusaha itu mengakui bertambah banyak permintaan pasar akan furniture jenis antik seperti perabotan rumah tangga dirasakan semakin membaik dalam suasana ekonomi belum lancar karena ekonomi global belum kondusif.

Mampu meningkatkan perolehan devisa dari ekspor furniture terakhir ini karena jenis mata dagangan yang diinginkan konsumen lebih besar dan kelihatan lebih antik sehingga harga yang dikenakan bertambah mahal, ujar Mudita.

Sementara itu, Dinas Parindustrian dan perdagangan Bali mencatat bahwa perajin Bali mampu memproduksi mata dagangan jenis antik yang memenuhi selera konsumen luar negeri, sehingga perolehan devisanya tetap tinggi.

Perolehan devisanya mengalami kenaikan hingga 14,5 persen mencapai 21,6 juta dolar AS selama Januari  Juli 2014 hasil pengapalan sebanyak 2,8 juta biji, jika dibandingkan dengan periode sama 2013 yang mencapai 18,9 juta dolar.

Dalam perolehan devisa tersebut hampir 16,33 persen atau yang terbesar dari hasil perdagangan ke AS, menyusul dari negara matahari terbit alias Jepang sekitar tujuh persen dan Australia lima persen dan sisanya dari sejumlah negara di dunia.

Perdagangan luar negeri furniture jenis antik dari Bali tetap laris ke pasar ekspor, walau mendapat persaingan ketat dari negara tetangga seperti Tiongkok, India, Thailand, Vietnam bahkan dari Malaysia.

Ini artinya perajin Bali mampu memproduksi mata dagangan jenis antik yang memenuhi selera konsumen luar negeri, mengingat kualitas dan nilai seni yang ditampilkan cukup memikat, kata Mudita. AN-MB