Gianyar, (Metrobali.com)
Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Gianyar saat ini kekurangan alat yang digunakan untuk melakukan penyelamatan. Mulai dari cube rescue, papan surfing rescue, pengumuman dilarang berenang hingga perahu karet. Meski tidak setiap hari digunakan, namun ketika ada kejadian setidaknya dapat diantisipasi dengan peralatan yang memadai.
Informasi yang dihimpun, peralatan yang ada sekarang terbatas untuk petugas yang setiap hari berjala di wilayah sepanjang pantai di wilayah Kabupaten Gianyar. Peralatan yang digunakan saat ini oleh petugas rata-rata cube rescue, sementara papan surfing rescue dan perahu karet masih terbatas. Bahkan perahu karet setiap ada kejadian orang tenggelam maupun terseret harus harus meminjam dari Basarnas maupun di Polisi Air Polres Gianyar.
Selain itu tanda larangan berenang juga di beberapa titik belum dipasangkan di wilayah pantai yang kerap ombaknya besar. Dengan alat seadaanya, petugas Balawista pun hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan alat tersebut dalam penanganan awal saat ada kejadian. Sementara untuk perahu jika diperlukan rata-rata menggunakan perahu milik nelayan yang ada di sekitar lokasi.
Dikonfirmasi Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar,  Ngakan Dharma Jati, Kamis (22/10/2020) membenarkan keadaan tersebut. Bahkan disampaikan peralatan yang ada saat ini sangat terbatas. “Yang di Balawista dari segi peralatan memang pas-pasan. Perahu karet ada dua tapi sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi dan kami simpan di Pos Lebih,” jelasnya.
Ketika ada kejadian atau melaksanakan evakuasi pihaknya pun lebih sering meminjam di instansi terkait. Mulai dari BPBD Provinsi, Basarnas, maupun Pol Air. “Kalau prosedurnya memang harus ada perahu karet, sementara yang ada saat ini baru cube rescue, papan surfing beberapa, dan itu pun masih kurang. Untuk tanda larangan berenang juga beberapa titik rawan belum ada,” sambungnya.
Dharm Jati menambahkan ketika melakukan penyelamatan terlebih dahulu biasanya memanfaatkan perahu tradisional milik nelayan setempat. Dari empat pos Balawista yang ada rata-rata lokasi perahu nelayan cukup gampang dipinjam ketika melakukan penanganan yang sifatnya mendadak. “Lebih sering mereka (petugas,Red) meminjam dari nelayan, terlebih anggota juga beberapa memang pekerjaannya nelayan,” tandasnya.
Khusus di wilayah Kabupaten Gianyar disebutkan sepanjang pantai yang ada terdapat empat pos, terdiri dari Pos Lebih, Pos Masceti, Pos Saba, dan Pos Purnama. Sementara untuk tindaklanjut dari kekurangan alat tersebut, Dharma Jati mengaku akan mencoba mengusulkan ke pemerintah Kabupaten maupun ke Pusat. Setidaknya peralatan yang memang diperlukan didapatkan untuk melakukan penanganan kejadian yang tidak terduga di wilayah pantai di Gianyar. (Ctr)