Mataram, (Metrobali.com)

Badan Aksesibililitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka kesempatan sinergitas bersama staritup e-commerce & UMKM digital untuk mengembangkan potensi di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Direktur Inprastruktur BAKTI Kominfo Bambang Nugroho mengatakan, Rabu (5/10) selama ini, BAKTI melaksanakan Program Universal Service Obligation (USO) memfokuskan pada pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, melalui penyediaan akses internet, BTS, serta menyatukan Indonesia dengan backbone Palapa Ring.

“Seiring dengan meratanya infrastruktur telekomunikasi dan informasi, maka BAKTI perlu mengembangkan ekosistem digital sebagai bentuk optimalisasi infrastrukturnya,” kata Bambang Nugroho.

Sesuai dengan mandat Presiden Jokowi yang disampaikan pada saat rapat kabinet terbatas tanggal 3 Agustus 2020, yang salah satunya adalah untuk segera melakukan percepatan perluasan akses infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet, maka Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai kementerian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang komunikasi dan informatika menindaklanjuti dengan melaksanakan perencanaan program pembangunan BTS 4G BAKTI di lokasi-lokasi yang belum terlayani dengan sinyal 4G.

Dikatakan, hadirnya BTS 4G BAKTI dapat mengisi kekosongan daerah yang tidak tercakup sinyal operator selular, karena kondisi alam atau geografi yang sulit; infrastruktur jalan dan listrik yang minim, cuaca, keamanan serta jumlah masyarakat yang sedikit, sehingga secara bisnis tidak ekonomis bagi operator selular, namun negara hadir melalui BAKTI untuk memberikan pemerataan sinyal bagi seluruh masyarakat. Masyarakat yang tadinya tidak bisa berkomunikasi, sekarang bisa berkomunikasi kemanapun di seluruh dunia.

Di era sekarang, lanjut Bambang Nugroho konektivitas tidak semata aspek fisik, tetapi juga konektivitas digital. Hal itu mengingat perkembangan teknologi informasi digital saat ini telah merasuki semua aspek kehidupan masyarakat.

“Konektivitas digital diperlukan untuk mempercepat pelayanan publik, meningkatkan dan mengefisienkan kegiatan sosial dan ekonomi, dan tak kalah pentingnya menjadi sarana untuk memperkuat integrasi dan kohesi nasional. Konektivitas digital menjadi prasyarat mewujudkan transformasi digital. Melalui transformasi digital saat ini, akan membawa Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi digital yang besar dan diperhitungkan,” katanya.

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company tahun lalu, pada 2025 nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai US$ 146 miliar. Jumlah itu melonjak dua kali lipat dibandingkan nilai ekonomi digital pada 2020 yang ditaksir mencapai US$ 70 miliar. Selain manfaat ekonomi, teknologi informasi digital juga memberi manfaat di bidang pendidikan, kesehatan, dan juga pelayanan publik. Hal itu terasa sekali saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dua tahun terakhir ini.

Untuk mewujudkan konektivitas digital, tentu diperlukan infrastruktur penunjang, penyiapan talenta digital, serta meningkatkan literasi digital di seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks infrastruktur digital, pemerintah mempercayakan kepada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). BAKTI bertanggung jawab dalam percepatan pembangunan menara telekomunikasi hingga ke wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); penyediaan satelit; serta pengembangan ekosistem digital di wilayah 3T di Tanah Air. Ini agar terjadi pemerataan manfaat teknologi digital, sekaligus terjadi percepatan transformasi digital yang merupakan solusi strategis membawa Indonesia menjadi negara maju dan diperhitungkan.

Terkait dengan fungsi penting BAKTI dalam mewujudkan transformasi digital, diperlukan adanya pemahaman yang berkesinambungan di kalangan masyarakat. Pemahaman ini penting agar masyarakat mengetahui apa saja yang telah, sedang, dan akan dilakukan BAKTI, serta sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai. Pemahaman ini bisa diwujudkan dengan sosialisasi melalui media nasional dan Lokal.

Infrastruktur BTS 4G BAKTI:

• Hadirnya BAKTI mengisi kekosongan desa yang tidak tercakup sinyal operator selular, karena kondisi alam yang sulit; infrastruktur jalan dan listrik yang minim, cuaca, keamanan serta jumlah masyarakat yang sedikit, sehingga secara bisnis tidak ekonomis bagi operator selular, namun negara hadir melalui BAKTI untuk memberikan pemerataan sinyal bagi seluruh masyarakat.

• Teknologi atau solusi menyeluruh dari BAKTI adalah: BTS 4G, Satelit (Satria 1 dan HBS), Akses Internet dan Palapa Ring, kesemuanya ini terintegrasi yang nantinya akan memberikan sinyal telekomunikasi dan akses internet yang mumpuni untuk daerah 3T dan non 3T lainnya. Sehingga bisa mempercepat Transformasi Digital Indonesia yang akan membawa Iindonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi digital yang besar dan diperhitungkan.

• Saat ini BAKTI terus berkomitmen dan bekerja keras untuk melakukan percepatan pembangunan BTS 4G BAKTI, dimana pencapain pembangunan sampai September 2022 ini telah mencapai lebih dari 2555 BTS 4G BAKTI, jumlah ini akan terus bergerak hingga lebih dari 5500 BTS 4G BAKTI baik yang eksisting maupun yang baru pada akhir 2022 nanti, sehingga akhir 2024 bisa mencapai 9113 BTS 4G BAKTI di seluruh wilayah 3T.

• Tantangan dalam membangun:

Distribusi/Logistik: Pekerjaan pengiriman material ke lokasi pembangunan BTS 4G BAKTI menjadi tantangan tersendiri. Pengiriman material proyek dari Pusat produksi di Pulau Jawa dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi kapal laut.

Keamanan: Gangguan keamanan di sebagian daerah di propinsi Papua dan Papua Barat.

Infrastruktur dan dan kondisi alam : Infrastruktur jalan maupun listrik yang masih minim di daerah 3T dan juga Kondisi cuaca buruk yang sering terjadi serta lokasi yang cukup sulit dijangkau

SDM : Terbatasnya pasokan tenaga kerja lokal yang mampu untuk mendukung pembangunan infrastruktur BTS 4G BAKTI

Pandemi: Pandemi covid-19 berdampak pada rencana penyelesaian pada tahun 2021, walaupun tahun 2022 sdh menurun signifikan, efek domino dampak pandemi sebelumnya masih terjadi (beban pekerjaan menjadi dobel karena harus menyelesaikan PR pekerjaan tahun 2021)
Jumlah pekerjaan pembangunan BTS 4G BAKTI yg sudah menjadi ON AIR per September 2022 sebanyak

1. BTS 4G BAKTI 1682 lokasi (pembangunan 2015 – 2020)
2. BTS 4G BAKTI 2555 lokasi (pembangunan 2021 – sampai sekarang)

Sehingga total mencapai 4.237 BTS 4G BAKTI yang on air memberikan layanan kepada masyarakat.

Seperti kita ketahui, sebelum tahun 2020, jumlah BTS 4G BAKTI yang di bangun BAKTI selama 6 tahun hanya sekitar 1682 BTS 4G BAKTI, yang artinya rata-rata pertahun sekitar 200 – 300 lokasi. Kalau dengan kecepatan yang lalu, untuk 2.555 BTS 4G BAKTI bisa mencapai 5-8 tahun.

Sejak tahun 2021, walaupun dimulai pada saat pandemi Covid-19 mencapai puncaknya atau gelombang kedua dibulan Juni – Agustus 2021, mobilitas pekerja sangat terbatas, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali dan situasi perekonomian dunia yang kurang bagus, dimana logistik dan distribusi terganggu serta kelangkaan suku cadang yang dibutuhkan, namun BAKTI terus berkomitmen dan bekerja keras bersama para mitranya untuk membangun BTS 4G BAKTI hingga berhasil membangun BTS 4G BAKTI di 2.555 lokasi dalam kurun waktu relatif singkat, 1.5 tahun.

Pencapaian pembangunan BTS 4G BAKTI hingga saat ini juga berkat dukungan dan kerjasama yang baik, yang melibatkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, khususnya diskominfo dan kominfo.

Pandemi covid-19 berdampak pada rencana penyelesaian pada tahun 2021, walaupun tahun 2022 sdh menurun signifikan, efek domino dampak pandemi sebelumnya masih terjadi (beban pekerjaan menjadi dobel karena harus menyelesaikan PR pekerjaan tahun 2021

 

Pengembangan Ekosistem Digital:

1. Beberapa kajian yang dilakukan melalui studi literatur menunjukkan bahwa peranan dari proses digitalisasi memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian, seperti pada jumlah tabungan (Thaariq dkk, 2021) dan meningkatkan UMKM dalam produktivitas pekerja dan ekspor (Falentina dkk, 2021), pengeluaran rumah tangga per kapita, komsumsi makanan dan pengeluaran non makanan (Rini dkk 2020), disamping membantu masyarakat terinklusi dalam proses digitalisasi. Hal ini menjadikan bahwa kehadiran BTS 4G memegang peranan penting bukan hanya memberikan dampak pada inklusivitas, namun juga multiplier effect pada variabel-variabel ekonomi lainnya.

2. Upaya BAKTI tidak terbatas pada membangun infrasruktur fisik maupun SDM, namun juga turut melakukan penguatan ekosistem digital untuk membangkitkan ekonomi daerah dan memaksimalkan aspek positif dari hadirnya Akses Internet dan BTS di wilayah tersebut, dengan mengimplementasikan 44 inisiatif ekosistem digital secara akumulatif sejak tahun 2018 yang mencakup 4 sektor yaitu pendidikan dan literasi digital, pariwisata, UMKM serta layanan kesehatan dan pemerintahan.

3. Pelaksanaan pengembangan ekosistem digital yang dilaksanakan BAKTI bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan terhadap infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun, meningkatkan keterampilan dasar dan produktivitas masyarakat di bidang digital, serta mempercepat adopsi teknologi dalam rangka mendukung pelaksanaan transformasi digital.

4. Pengembangan ekosistem digital tersebut dilakukan bersama Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta sektor swasta seperti industri telekomunikasi, dan startup teknologi.

5. Salah satu pengembangan ekosistem digital bagi masyarakat di lokasi pembangunan BTS 4G BAKTI adalah pelatihan literasi digital bagi masyarakat di lokasi pembangunan BTS, dan pelatihan pengenalan perangkat BTS kepada SDM lokal untuk pemeliharan tower maupun BTS. Secara prinsip, pelatihan ini dilaksanakan untuk peningkatan adopsi teknologi, keterampilan digital dasar, serta membuka lapangan pekerjaan (job creation).

6. Contoh lainnya di sektor UMKM adalah pelatihan pemanfaatan aplikasi sederhana bagi BUMDes dan UMKM Desa. Melalui aplikasi tersebut, BUMDes dan UMKM Desa untuk melakukan bisnis secara online. Di sektor pariwisata, BAKTI melakukan pelatihan bahasa asing bagi pelaku parekraf melalui platform digital, serta di sektor pendidikan contohnya BAKTI melakukan literasi digital bagi para guru, serta masyarakat secara umum.

7. Selain itu, BAKTI juga memberikan pelatihan kepada BUMDes agar memiliki kemandirian berwirausaha dan juga pemahaman mengani jaringan Internet agar desa bisa mandiri menyelesaikan konektifitas, memanfaakan jaringan untuk tujuan usaha agar dapat mengoptimalkan usahanya dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam era digital saat ini.

8. Sektor pendidikan juga sedang melakukan pelatihan Teknis Dasar Jaringan untuk Masyarakat di Wilayah Kerja Bakti. Pelatihan ini berupa pelatihan pengenalan perangkat BTS di sejumlah lokasi. Dalam pelaksanaannya, Bakti bekerja sama dengan mitra Konsorsium untuk memanfaatkan layanan BTS 4G Bakti. Pelatihan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2021 dengan total alumni sebanyak 158 alumni dan hingga September 2022 sudah 53 orang terserap untuk membantu instalasi, pengoperasian dan pemeliharan BTS 4G BAKTI.

Dari 53 orang itu 51 orang diserap Paket 3 di 2022, dari kelompok 1-2-3 di awal september sudah 27 orang bekerja di lokasi di kabupaten-kabupaten di Papua barat, kelompok 4-5-6 yg minggu lalu selesai ada 24 orang.

Di tahun 2022, dari konsorsium paket 1-2 potensi serap 20 orang dan paket 3 ada potensi serap 75 orang. Jadi total 95 orang diserap utk posisi pengawas penjaga lokasi BTS 4G BAKTI (supervisor site keeper)

9. Pengembangan ekosistem digital yang dilaksanakan oleh BAKTI telah diakui di tingkat internasional, dan nasional melalui berbagai penghargaan. Penghargaan tingkat internasional diterima BAKTI dalam ajang WSIS Prizes 2022. Dari 8 proposal yang disubmit BAKTI, terdapat 4 proposal yang masuk di tahap nomiasi, dan tembus 1 proposal sebagai champion, yaitu Capacity building berjudul Indonesia Teaching Fellowship (ITF)-Digital Platform to Enhance Capacity for Teachers and Students.
Selain itu, ditingkat nasional BAKTI menerima 2 penghargaan di ajang Indonesia DEI&ESG Awards (IDEAS) 2022; sebagai berikut:
• Kategori DEI (Keberpihakan Terhadap Disabilitas) – Aksesibilitas untuk Disabilitas
• Kategori Pariwisata (Sustainable Tourism) – Mengembangkan Ekosistem Pariwisata Indonesia di daerah 3T melalui Kolaborasi, Teknologi Digital dan Akses Pasar Global. (SUT-MB)