Foto: DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Buleleng menggelar baksos menyasar para lansia, penyandang disabilitas hingga pekerja pariwisata yang sudah tidak punya penghasilan.

Buleleng (Metrobali.com)-

Satu tahun lebih pandemi Covid-19 merebak di Indonesia termasuk Bali. Sejak pandemi terjadi di dunia dan Indonesia khususnya, perekonomian Bali yang dominan menggantungkan pariwisata seolah porak poranda.

Pembatasan perjalanan internasional membuat Bali yang menghandalkan wisatawan mancanegara pupus. Kendati mengandalkan wisatawan lokal untuk pemulihan kondisi perekonomian Bali, hal ini tidak berlangsung lama akibat diberlakukannya PPKM Darurat yang diperpanjang dengan PPKM Level 4. Pembatasan kegiatan dan perjalanan membuat perekonomian di Bali kembali terengah-engah.

Prihatin atas kondisi ini Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Buleleng hadir di tengah-tengah kesulitan warga dengan rutin menggelar bakti sosial sebagai bentuk solidaritas dan kemanusiaan membantu meringankan beban warga. Bakti sosial yang diadakan oleh PSI Buleleng menyasar warga yang sebelumnya berprofesi sebagai pemandu wisata dolphin dan snorkling yang ada di wilayah Pantai Lovina.

Ketua DPD PSI Buleleng menyebutkan, pekerja pariwisata seperti inilah yang saat ini sangat terpengaruh terhadap pandemi dan diberlakukannya PPKM Level 4.  Mereka menjadi OTG alias Orang Tanpa Gaji karena banyak yang kena PHK dan dirumahkan.

“Karena selama ini yang terdampak paling parah adalah pelaku pariwisata. Ada yang rumahnya di lelang, tidak bisa bayar hutang, mobilnya di tarik karena tidak ada pemasukan sama sekali. Apalagi PPKM yang membuat semakin tidak adanya wisatawan lokal datang. Bahkan ada yang beralih profesi sebagai kuli bangunan,” tutur Komang Subrata Jaya usai kegiatan pemberian sembako dan pembagian nasi bungkus di Pantai Lovina, Sabtu, 31 Juli 2021.

Seperti diketahui, DPW PSI Bali beserta DPD PSI se-Bali menggelar bakti sosial dengan masing-masing daerah menyasar kelompok masyarakat yang berbeda beda. Komang Subrata menyebutkan, pihaknya memilih menyasar pekerja pariwisata karena sektor ini sangat terdampak bahkan sebelum pandemi merebak di Indonesia. Tidak hanya kepada pemandu wisata, paket sembako juga dibagikan kepada pedagang art shop di Pantai Lovina yang tetap berusaha membuka tokonya walau tidak ada pembeli.

“Kondisi yang paling parah pariwisata, sama sekali tidak ada penghasilan. Kalau sektor yang lain masih bisa lah ada kerja sehari atau beberapa hari dalam seminggu atau minimal masih ada lah pekerjaan,” imbuhnya.

Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari hingga 1 Agustus 2021 ini tidak hanya pelaku pariwisata. DPD PSI Buleleng juga memberikan bantuan sembako kepada lansia dan disabilitas secara door to door dibeberapa desa diantaranya Desa Kaliasem, Kalibugbug dan Desa Kayu Putih serta di Dusun Banyualit. Subrata berharap agar semua yang masih memiliki pendapatan dapat berbagi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

“Sebenarnya di Lovina terdapat paguyuban untuk pemandu wisata dan pelaku wisata lainnya. Namun sayang sekali kita tidak bisa menjangkau semua anggotanya karena keterbatasan paket sembako yang dimiliki sehingga kita tidak menyalurkan melalui paguyuban tersebut. Kami berharap ada pihak-pihak lain yang dapat sama sama mensupport selama pandemi,” ungkapnya. (dan)