Suiasa :  Gagas Trobosan Baru, Rancang Belanja APBD Untuk Investasi

????????????????????????????????????
Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa /MB
Mangupura, (Metrobali.com) –
Meski  Kabupaten Badung dikenal sebagai Kabupaten dengan PAD terbesar di Bali, tak lantas membuat Pemerintah Kabupaten Badung dibawah pimpinan Bupati Nyoman Giri Prasta bersama Wakil Bupati Ketut Suiasa menjadi santai, dengan Tag Line Responsif, Adaftif dan Solutif  Ide-ide kreatif dan terobosan invotif terus digagas dan siap digulirkannya. Selama ini, sektor pariwisata adalah salah satu dari sekian sektor yang paling berpontensi mendongkrak  pendapatan asli daerah (PAD). Untuk itu, sektor ini menjadi perhatian penuh untuk terus ditingkatkan. Caranya, dengan menerapkan pajak hotel dan restoran (PHR) secara online. Tidak hanya PHR, retribusi obyek wisata pun dirancang menggunakan system online.
            Apa yang dimiliki Badung saat ini, dengan APBD yang mencapai Rp4 triliun lebih  akan dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan masyarakat Badung. Dengan APBD yang tinggi, Giri Prasta bersama Suiasa mulai merancang agar APBD tersebut mampu mendatangkan PAD yang lebih tinggi untuk Badung  degan mengelolanya sebagaimana prinsif efektif , efisien , Transparan dan akuntabel.
            Bagaimana caranya? Iya, Wabup Ketut Suiasa mengatakan pihaknya  sesuai Arahan Bapak Bupati kini tengah merancang pengelolaan  APBD Badung selain diarahkan untuk penyediaan infrastruktur daerah dan penyediaan pelayanan dasar masyarakat kedepan kami juga akan mengarahkan  untuk investasi yang nantinya akan dikelola  Badan Usaha milik daerah. Misalnya dengan membangun akomodasi pariwisata berupa hotel. “Jadi hotel ini yang dikelola oleh perusahaan daerah akan mampu mendatangkan penghasilan dan meningkatkan PAD Badung. sehingga sumber pendapat Badung menjadi bertambah,” terang politisi Golkar ini.
Selain hotel, ide Suiasa juga ingin memanfaatkan APBD dengan membangun SPBU, menurutnya bahwa adapun yang menjadi dasar pemikiran pihaknya membangun SPBU kerena Pemkab Badung  memiliki cukup banyak aset berupa kendaraan operasional baik sepeda motor maupun mobil, jadi dampaknya selain efektifitas dan efisiensi sekaligus akan bisa  berkontribusi meningkatkan pendapatan. Sehingga berbagai sektor nantinya mampu mendorong agar efektifitas dan efisiensi anggaran tetap terjaga  sekaligus dapat mendongkrak pendapat daerah yang bersumber diluar Pajak hotel dan Restoran, prinsipnya bagaimana mengelola belanja APBD selain bermanfaat juga akan menghasilkan dan akan dapat mendongkrak pendaatan daerah dan mensejahterakan masyarakat.” katanya
            Lanjut dia, jika pemerintah yang mengelola hotel, selain menyasar wisata umum, para tamu dari daerah lain yang akan berkunjung ke Badung juga bisa diarahkan untuk memanfaatkan akomodasi yang dimiliki daerah. “Tamu pemerintah juga bisa diarahkan untuk menginap disini. Saya yakin dengan manajemen pengelolaan yang baik dan profesional investasi dibidang akomodasi pariwisata ini akan bisa jalan,”tegasnya.
Apa yang menjadi rancangannya, itu semua kata dia, akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan kerja, memperkecil pengangguran dan meningkatkan PAD. Dengan meningkatnya PAD dan minimnya pengangguran maka masyarakat memiliki daya saing yang kuat. “Intinya mengelola APBD dengan spirit management entrepreneurship dapat kita terapkan di Badung,” sebutnya.
            Selain itu, kemampuan APBD Badung yang memadai juga akan dimanfaatkan untuk terus melakukan perbaikan di bidang infrastruktur. Dari sektor pendidikan, kesehatan hingga kebutuhan untuk terus mencipatakan destinasi wisata baru. Ia lantas mencontohkan keberhasilan dalam mewujudkan distinasi pariwisata Pantai Pandawa. Di pantai pandawa, kata Suiasa kini telah mampu menghasilkan Retrubusi lumayan besarnya. “Jadi destinasi lainnya harus terus dikembangkan. Sehingga obyek wisata di Badung terus berkembang dan wisatawan pun memiliki alternative daya tarik kunjungan,” sebutnya.
Berkenaan dengan itu pula, kepemimpinan Giri Prasta dan Suiasa mengenjot masing-masing SKPD untuk membuat program trobosan, bukan sekedar wacana. Para  pimpinan SKPD secara satu persatu telah diminta mempresntasikan program inovasi yang dimaksud. Kini para pimpinan SKPD mesti terus berkreasi  untuk mewujudkan apa yang telah dipresentasikan yang muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Badung. “Budaya ini akan menjadikan SKPD bersaing secara sehat dengan SKPD lainnya,” kata Suiasa
            Di bidang kesehatan, juga dilakukan inovasi yakni Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Menguwaras  disempurnakan  dan kini bernama Kartu Badung Sehat (KBS). Perubahan tersebut  dengan persyaratan yang simpel  dan untuk lebih mudah di pahami oleh masyarakat.
KBS ini kata  Suiasa akan memberikan biaya perawatan penuh kepada masyarakat ber-KTP Badung yang tidak memiliki JKBM maupun BPJS. “BPJS dan JKBM itu tetap. KBS akan mem-beck up nya termasuk juga diarahkan bagi masyarakat yang belum memiliki  jamainan kesehatan ,” terangnya . “Jadi yang sakit tidak perlu memikirkan biaya pengobatan. Jadi masyarakat bisa tetap tenang bekerja.”
            Masih di bidang kesehatan, Wabup  Suiasa juga memastikan visi-misi terkait dengan penyediaan satu unit mobil ambulace tiap  desa dan kelurahan akan terwujud pada tahun 2016. Selain, ambulance rumah sakit berjalan atau mobil sehat juga akan diwujudkan. “Mobil ini akan melayani kesahatan dengan panggilan. Jika harus dirujuk maka mobil inilah yang akan langsung mengantar ke RSUD Mangusada maupun RS Sanglah,” ucapnya.
Juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya yang berada di kawasan Badung Selatan, pihanya juga tengah merancang pembangunan Rumah Sakit bertaraf internasional di kawasan Kuta Selatan.
            Wabup Ketut Suiasa  juga menjelaskan mengapa badung harus melakukan Reposisi. Menurutnya Sistem  pemerintahan yang mengarah ke  enterpreneur ini  karena  dalam  pengelolaan APBD hanya berpangku dan mengandalkan sumber pendapatan hanya dari  satu sumber/ sektor saja yaitu dari pajak hatel dan restaurant seperti yg ada dan terjadi saat ini. Kita harus  kreatif dan terus berupaya  melakukan ekstensifikasi sumber pendapatan. Oleh karenanya Mesti ada upaya membuka sumber-sumber pendapatan yang  baru yang memiliki potensi prosfektibitas untuk mendatangkan pendapatan, salah satunya adalah kita jarus berani melakukan investasi aktif, tidak  hanya melakukan infestasi pasif seperti dalam bentuk penyertaan modal.” Pungkasnya. RED-MB