Foto: Banjar Adat Gaji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabipaten Badung membagikan sembako kepada warganya jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Badung (Metrobali.com)-

Selama ini Kabupaten Badung dikenal sebagai salah satu kabupaten paling kaya di Indonesia. Badung mencatatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) nomor dua tertinggi di Indonesia.

Sayangnya ironi masih kerap ditemui di kabupaten yang dipimpin Bupati Badung Nyoman Giri Prasta ini.  Meski kaya raya dan ditopang PAD tinggi  masyarakat Badung ternyata belum sepenuhnya tersentuh bantuan di masa pandemi Covid-19.

BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan BST (Bantuan Sosial Tunai) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), bantuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), dan kas desa adat sudah lama habis.

Namun, pandemi Covid-19 belum berakhir. Mirisnya, bantuan eksekutif Badung yang biasanya be lele be jair (sing bertele-tele langsung cair) juga tak kunjung tiba 6 bulan terakhir.

Kondisi ini tak lantas membuat masyarakat menyerah. Banjar Adat Gaji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung salah satunya. Untuk meringankan beban warga adat serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan, prajuru adat Banjar Gaji sepakat mencairkan kas adat senilai Rp 20 juta.

Uang ini selanjutnya dikonfirmasi menjadi 100 paket sembako dan dibagikan kepada krama ngarep (krama adat), Minggu (13/9/2020) pagi. Tak menyia-nyiakan bantuan, warga adat setempat tampak sangat antusias hadir ke bale banjar mengambil 10 kg beras, minyak goreng, telur ayam, dan mie instan.

Kelian Adat Banjar Gaji, I Ketut Adi Ardana, S.E., mengungkapkan sembako ini diberikan kepada warga krama ngarep Banjar Adat Gaji, Desa Adat Padang Luwih. Ini dipotong dari kas banjar adat.

“Ini bentuk kepedulian terhadap krama adat sekaligus meringankan beban warga serangkaian Hari Suci Galungan dan Kuningan di tengah pandemi Covid-19. Total kami mencairkan kas adat sebesar Rp 20 juta rupiah,” papar Adi Ardana Minggu (13/9/2020).

Diakuinya, warga, baik kaya maupun kurang mampu seluruhnya merasa sangat terbantu atas pemberian sembako tersebut. “Sangat dibutuhkan karena dalam situasi saat ini banyak warga kami yang dirumahkan dan kehilangan pekerjaan. Menyambut hari raya tentu pengeluaran warga makin banyak,” ungkapnya.

Terkait wabah pandemi Covid-19, Adi Ardana mengaku bersyukur karena sejauh ini belum ada warganya yang terinfeksi. Mengacu data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 Provinsi Bali di mana Badung menyabet peringkat 1 penyumbang pasien psoitif dalam perawatan rumah sakit terbanyak di Bali, yakni 339 dari total 1.352 hingga Sabtu (13/9/2020), Adi Ardana mengimbau warganya untuk taat pada protokol kesehatan.

“Ngiring (mari) taati protokol kesehatan dan nunas sica (memohon anugerah) Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semoga masyarakat Badung dianugerahi kesehatan dan yang terinfeksi lekas sembuh,” harapnya.

Wakil Kelian Adat Banjar Gaji, Rai Suryadana menambahkan kas adat yang dicairkan ini sejatinya merupakan milik bersama. Dianggarkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan adat.

Dalam situasi bencana seperti saat ini, prajuru adat sepakat untuk memberikan bantuan dalam rangka meringankan beban warga adat. “Prinsipnya untuk meringankan beban masyarakat,” tandasnya.

Menghadapi kondisi yang diprediksi kian sulit ke depan, Rai Suryadana mengaku akan berusaha mengumpulkan CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial sejumlah perusahaan yang beroperasi di Banjar Gaji maupun BUMD dan BUMN. (dan)