Mangupura (Metrobali.com)-

Guna melestarikan seni dan budaya bali, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan kembali menggelar lomba nyastra. Lomba nyastra yang diikuti duta-duta dari masing-masing kecamatan ini melombakan 8 (delapan) jenis lomba yakni mesatua bali, puisi bali modern, sambrama wecana, mececimpedan, menulis aksara bali, pidato bahasa bali, mengarang cerpen bahasa bali modern dan trasi (menggambar diatas daun lontar). Lomba nyastra serangkaian  HUT Ibukota Badung Mangupura ke-3 ini dibuka oleh Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma di Wantilan Gedung DPRD Badung, Rabu (10/10) kemarin. Acara tersebut dihadiri para Camat, Widya Sabha Badung, Pembina kecamatan dan para peserta.

Kadis Kebudayaan Badung I B Anom Bhasma menyampaikan, lomba nyastra ini bertujuan supaya sastra-sastra bali yang bernilai penting dan sakral tetap lestari. Pelestarian nilai-nilai sastra, seni dan budaya telah menjadi komitmen Pemkab Badung, untuk itu lomba ini merupakan salah satu media melestarikan dan mengajegkan sastra-sastra agama hindu.

Lebih lanjut IB Bhasma mengungkapkan, perkembangan zaman sekarang ini yang sering disebut era globalisasi tentu membawa dampak yang baik maupun buruk bagi perkembangan budaya bali terlebih bali menjadi salah satu tujuan pariwisata dunia. Untuk itu masyarakat khususnya tokoh-tokoh masyarakat agar terus memberikan tuntunan tentang sastra-sastra agama kepada anak-anak maupun generasi muda sehingga sastra-sastra bali dan ajaran agama hindu tidak ditinggalkan. “Melalui lomba nyastra ini diharapkan dapat membangun karakter dan prilaku yang baik, sekaligus mengajegkan sastra-sastra agama hindu di zaman globalisasi sekarang ini,” imbuhnya.

IB Anom Bhasma menambahkan, selain melestarikan sastra-sastra, Dinas Kebudayaan Badung saat ini juga sedang melakukan digitalisasi lontar yang umurnya ratusan tahun. Melalui digitalisasi ini, lontor-lontar  didokumentasikan, diterjemahkan dalam huruf latin dan dibukukan, tujuannya agar nilai-nilai didalam lontar tersebut dapat dipahami. Hingga saat ini baru sebanyak 127 lontar yang telah berhasil digitalisasikan, namun ribuan lontar diperkirakan terdapat di kabupaten badung yang perlu digitalisasi. Untuk itu diharapkan masyarakat yang mempunyai lontar sudah ratusan tahun, dapat membawanya ke Dinas Kebudayaan Badung untuk digitalisasi.

Lomba nyastra dikuti 96 peserta, masing-masing kecamatan diwakili 16 peserta dari siswa SD, SMP dan SMA. Para juara mendapatkan hadiah berupa piala dan uang, sementara juara I akan sekaligus mewakili Badung dalam lomba nyastra pada PKB Bali tahun depan. IKA-MB